74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

SMA Muhammadiyah 1 Banjarnegara Gelar Kuliah Umum Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Dr Tuswadi, ilmuwan ALMI memberikan Kuliah Umum P-5 di SMA Muhammadiyah 1 Banjarnegara. (FOTO: Dr Tus/Istimewa)

MEMOTONEWS - Dr Tuswadi, Ilmuwan ALMI memberikan kuliah umum Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di SMA Muhammadiyah 1 Banjarnegara, Senin (17/10/2022) dihadiri oleh seluruh peserta didik dan guru fasilitator dan koordinator.

Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Banjarnegara, Yusuf Satriyono menyampaikan, bahwa Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang dicanangkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam Kurikulum Merdeka Belajar wajib dilaksanakan oleh satuan pendidikan dari tingkat sekolah dasar sampai sekolah menengah atas. 

Disampaikan, bahwa berdasarkan Permendikbudristek No. 56/M/2022, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila merupakan kegiatan kokurikuler berbasis projek yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila yag disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan.

"Hari ini, SMA Muhammadiyah 1 Banjarnegara menggelar Peluncuran Pelaksanaan P-5 dihadiri oleh seluruh peserta didik dan guru fasilitator dan koordinator bertempat di aula," katanya.

Untuk memberikan inspirasi dan gambaran program sesuai pengalaman guru dari sekolah lain yang telah melaksanakan P-5, imbuh Yusuf Satriyono, SMA Muhammadiyah 1  mengundang Dr Tuswadi, guru SMP N 1 Banjarnegara, yang sekaligus ilmuwan pada Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI).

Kehadiran Dr Tuswadi untuk memberikan kuliah umum bertajuk “Membangun Millenials Bijak Sampah Menuju Sekolah Sehat dan Bebas Sampah” sesuai tema pertama P-5 yaitu Gaya Hidup Berkelanjutan.

Pelaksanaan P5 di SMA Muhammadiyah 1 Banjarnegara jelas Yusuf, menggunakan sistem blok yaitu 1 minggu penuh sesuai dengan alokasi waktu yang telah direncanakan. 

"Perhitungan waktu pelaksanaan P5 dalam 1 tahun 486 jam pelajaran (JP) atau 30% dari alokasi total jam pelajaran. Terdapat 3 Projek dalam 1 tahun, sehingga tiap projek memiliki alokasi waktu 162 JP,” jelan Yusuf lagi..

Sementara Dr Tuswadi dalam paparannya di depan peserta didik menjelaskan bahwa urusan sampah bukanlah sesuatu yang sepele bagi kehidupan manusia. 

Sampah non-organik terbukti telah mengotori tanah, sungai, dan laut serta menimbulkan polusi bukan hanya polusi air tetapi juga polusi udara dan tanah. 

Sekolah sebagai institusi pendidikan memiliki kewajiban mendidik generasi muda untuk mampu dan mau mengatasi permasalahan sampah dengan tindakan nyata dan berkesinambungan.

“Mengurangi penggunaan pembungkus plastik untuk barang maupun makanan bahkan tidak menggunakannya adalah salah satu usaha yang pintar untuk mengurangi polusi akibat sampah," katanya.

Disampaikan, banyak makhluk hidup di sungai dan lautan mati akibat menelan sampah plastik yang jelas tidak dapat terurai. 

"Kita harus memiliki gerakan di sekolah untuk menciptakan SMA Muhammadiyah 1 Banjarnegara sebagai Sekolah Sehat dan Bebas Sampah,” jelas Dr Tuswadi.

Di akhir sesi Dr Tuswadi memberikan SOP terkait praktik menuju sekolah sehat bebas sampah sehingga bisa diaplikasikan sesegera mungkin. (MH)