74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

Penanganan Stunting Banjarnegara Terbaik 2 Jateng, Setelah Grobogan, Pj Bupati Banjarnegara Ucapkan Ini

Kepala Bapeda Provinsi Jawa Tengah serahkan penghargaan kepada Kepala Baperlitbang, Yusuf Agung Prabowo SH MSi. (FOTO: Koninfo Banjarnegara)

MEMOTONEWS - Seperti diketahui, stakeholder Banjarnegara dinilai sukses menangani kasus gizi buruk atau stunting. Kabupaten Banjarnegara mendapatkan penghargaan terbaik ke dua se Jawa Tengah setelah Kabupaten Grobogan

Hal ini tidak terlepas dari kerja keras semua pihak dari tingkat desa hingga kabupaten. Seperti diakui Pj Bupati Banjarnegara Tri Harso Widirahmanto SH. 

Pj Bupati Banjarnegara Tri Harso Widirahmanto berterimakasih kepada seluruh stakeholder telah bekerja sama dalam upaya menurunkan angka stunting di Banjarnegara.

“Semoga penghargaan ini menjadi penyemangat kita semua dalam upaya penurunan stunting di Kabupaten Banjarnegara. Alhamdulillah atas pencapaian yang luar biasa ini,” ungkap Pj Bupati Banjarnegara Tri Harso Widirahmanto SH, Kamis (30/11/2023).

Penghargaan ini kata pj Bupati Banjarnegara menjadi bukti bahwa angka stunting bisa diturunkan dengan kerja keras dan kerja sama di jajarannya.

Diinformasikan, penyerahan penghargaan , Rabu (29/11/2023) di Sentra Terpadu Kartini Kabupaten Temanggung. bersamaan dengan kegiatan rakor tim percepatan penanganan kemiskinan daerah propinsi Jawa Tengah .

Penghargaan diserahkan oleh Kepala Bapeda Provinsi Jawa Tengah, yang diterima oleh Kepala Baperlitbang, Yusuf Agung Prabowo SH. M.Si mewakili Pj Bupati Banjarnegara.

Penghargaan ini diberikan karena Kabupaten Banjarnegara dinilai telah berkinerja baik dalam upaya percepatan menurunkan angka stunting.

Kepala Baperlitbang Banjarnegara, Yusuf Agung Prabowo SH MSi menyampaian, selain plakat dan piagam penghargaan, Kabupaten Banjarnegara menerima insentif fiskal penanganan stunting senilai Rp. 6.170.657.000 dari pemerintah pusat.

Di samping itu, masih ada 2 insentif fiskal lain yaitu untuk kinerja penghapusan kemiskinan ekstrem Rp 5.869.860.000 dan kinerja percepatan belanja daerah Rp 6.109.639.000. Sehingga total insentif yang diterima Kabupaten Banjarnegara dari ketiga kinerja sebesar Rp. 18.150.156.000.

Berdasarkan data data aplikasi Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM), jumlah anak stunting di Kabupaten Banjarnegara terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun.

Pada tahun 2021 prosentase stunting sebesar 22,67% dan pada tahun 2022 menjadi 18,27 %, sementara kondisi per oktober 2023 : 17,46 % atau turun sebesar 4,4 %. Hal ini memenuhi target yang ditetapkan Provinsi Jawa Tengah, sebesar 3,5% setiap tahunnya agar tercapai target nasional sebesar 14% pada tahun 2024.

Disampaikan Agung, seluruh stake holder Banjarnegara bersatu padu dan terkoordinasi menyasar kelompok sasaran yaitu desa lokus stunting. Karena kita sadar stunting adalah masalah kita bersama yang butuh intervensi semua pihak. 

"Terbaru, salah satunya melalui terobosan program Bapak Ibu Asuh Stunting dengan intervensi berupa Pemberian Makanan Tambahan kepada baduta stunting,” imbuh Yusuf Agung Prabowo Kepala Baperlitbang Banjarnegara. (MH)