Nur Soleh (inzert), salah seorang petani talas Pratama di daerah Punggelan Banjanegara. (FOTO: Dok Nur Soleh)
MEMOTONEWS - Mungkin anda masih asing mendengar nama Talas Pratama. Talas atau tales adalah komoditas umbian - umbian asal Jawa Barat yang kali pertama dikembangkan oleh tiga orang ilmuwan/ peneliti dari Institut Pertanian Bogor Jawa Barat.
Diketahui nama Talas Pratama merupakan hasil riset ahli botani yang kemudian diberi nama Pratama, singkatan dari nama penemunya yaitu Prana (Made Sri Prana), Tatang Kuswara Bsc.l dan Maria Imelda MSc.
Talas Pratama sudah banyak dikembangkan di beberapa daerah di Jawa Barat seperti daerah Garut, Sumedang, Cirebon, Indramayu, Kuningan dan Bogor.
Talas Pratama bisa hidup dengan baik di lahan dengan ketinggian 0 – 1.200 M dpl, curah hujan 600 – 3.000 ml/ tahun, tanah Latosol, dan pH tanah 4,5—6,0.
Talas ini memiliki harga jual cukup tinggi karena memiliki keunggulan sebagai pengganti nasi dan tepung bahan aneka kue yang baik dikonsumsi oleh penderita diabetes karena kadar gulanya jauh lebih rendah dibandingkan beras dan kentang.
Bahkan menurut Pakar Gizi dari IPB, Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, seperti dikutip dari Taninews.com indeks glikemik talas termasuk rendah yaitu dibawah 55. Disebutkan Indeks glikemik (IG) suatu makanan diukur dengan skala 1–100.
Semakin tinggi angka indeks glikemiknya, semakin cepat pula makanan tersebut dapat meningkatkan kadar gula darah. (alodokter.com).
Nur Soleh seorang relawan yang juga sebagai petani asal Punggelan Banjanegara menyampaikan, bahwa bertani talas jenis ini sangat menguntungkan jika dibanding singkong dan laos yang sebelumnya ia tanam di kebun.
"Harga talas Pratama saat ini di tingkat petani Rp 6000/kg. Masa tanam sekitar 7 bulan dan perawatan terbilang sangat mudah. Maka dari itu ia akan menaman talas Parama di lahan yang lebih luas," katanya.
Disampaikan, talas Pratama salah satu dari sekian banyak tanaman talas unggulan di Indonesia. "Talas Pratama ada dua, Pratama I dan Pratama II. Talas Pratama berpotensi menjadi sumber makanan masa depan karena menghasilkan umbi yang besar. Lagi pula semuanya bisa dikonsumsi dari daun dan pelepah," katanya.
Daunnya kata dia bisa dibuat buntil dan pelepahnya bisa dibuat sayur atau lodeh. "Enak dan tidak gatal lho," kata Nur Soleh.
Dikutip dari laman BPTP Jawa Barat, berikut karakteristik Talas Pratama.
Karakteristik Talas Pratama 1:
1. Pelepah daun berwarna Hijau-Kuning Tua (RHS 144-B)
2. Cepat berbunga
3. Bentuk umbi memanjang
4. Tekstur daging umbi lebih lunak (kurang padat)
5. pulen
6. Serat daging umbi lebih banyak
7. Lebih cocok bila diolah sebagai keripik (lebih renyah)
Karakteristik Talas Pratama 2:
1. Pelepah daun berwarna Ungu-Merah Keabuan (RHS N77-C)
2. Tanaman lambat/jarang berbunga
3. Bentuk umbi bulat
4. Tekstur daging umbi lebih padat
5. pulen
6. Serat daging umbi sedikit
7. Lebih cocok bila dimasak dengan cara dikukus
Dari Manas Asal Talas Pratama.
Keunggulan talas pratama antara lain:
1. Umbinya yang besar, bisa mencapai 8kg/umbi, tidak gatal.
2. Di usia 4-5 bulan talas Pratama bisa menghasilkan umbi mencapai bobot 4 kilogram.
Dalam satu ujicoba, ada talas yang mencapai bobot 7,6 kilogram dalam umur 7 bulan. Sementara talas jenis lain di umur yang sama hanya mencapai bobot 3 kilogram. Selain itu, talas pratama lebih tahan penyakit dibanding talas lain.
Cacatan: Budidaya talas pratama sangat menguntungkan, seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan sebagai produk turunan.
Dari daun, batang, kulit umbi, sampai umbi talas. Umbi Talas bisa diolah menjadi kripik talas, bolu talas, muffin talas, talas goreng, tepung talas, brownies talas, maupun cukup direbus.
Sementara daunnya untuk sayur buntil. Selain untuk konsumsi lokal, Talas Pratama sangat berpeluang untuk diekspor. Untuk harga umbi talas pratama di pasaran mencapai Rp10000-15000 per kilogram.
Saat ini batang, daun, dan umbi talas sudah menjadi komoditas ekspor. Daun talas digunakan untuk pengganti tembakau dengan harga per kg 2 Dolar AS. Negara tujuan ekspor produk talas adalah Taiwan, Thailand, China, Jepang, Hongkong, dan Australia.