MEMOTONEWS - Diterima kuliah di kampus luar negeri bukan hal yang mudah, apalagi di Jepang yang tingkat kedisiplinnnya sangat tinggi. Selain prestasi akademik dan kemampuan bahasa asing, calon mahasiswa harus memiliki kepribadian dan karakter unggul.
Seperti diketahui, Kabupate Banjarnegara, Jawa Tengah, memiliki sumber daya manusia lulusan S-2 dan S-3 dari kampus Jepang, Dr Tuswadi, Direktur Politeknik Banjarnegara salah satunya.
Alumni program master dan doktor Hiroshima University, Jumat (9/4/2021) mengatakan, sejak 2009-2021 lebih dari 20 pemuda/pemudi Banjarnegara kuliah dan lulus Master dan Doktor dari kampus Jepang termasuk di Hiroshima University.
Mereka tersebar berkarir di sektor pendidikan dan kepemerintahan baik sebagai guru, dosen, atau pun staf di kantor Pemerintah Daerah.
Dua pemuda pintar Banjarnegara yang pada April 2021 ini mulai kuliah S-2 di Hiroshima University adalah Muhammad Rizal Mustofa (23) dan Rifaldi Adlin (24).
Mereka diterima setelah lolos seleksi calon mahasiswa baru program paska sarjana melalui jalur Special Selection for International Students Hiroshima University pada Graduate School of Social Science and Humanities untuk Program Studi Peace and Coexistence.
Rizal berlatang belakang pendidikan sarjana ilmu politik dan Adlin berlatar belakang sarjana sastra Inggris, keduanya alumni UNSOED.
Diketahui, Muhammad Rizal Mustofa Rifaldi Adlin, saat ini terkendala Biaya Saat ini sambil mengikuti kuliah daring Hiroshima University, Rizal dan Adlin sedang menunggu terbitnya visa untuk keberangkatannya ke Jepang dikarenakan gelombang tiga (third wave) pandemi COVID-19 mengharuskan Jepang untuk menutup sementara kedatangan warga asing ke negeri matahari terbit.
Beasiswa yang akan diterima oleh kedua pemuda tersebut adalah JASSO yang hanya meng-cover biaya hidup bulanan selama 2 tahun masa studi. Sementara uang masuk dan SPP per semester mereka harus masih tetap membayar.
“Untuk pembebasan atau pun keringanan SPP setiap semester, seperti pengalaman kami dulu sewaktu studi di Hiroshima, bisa diurus ke kampus. Minimal keringanan sebesar 50% akan diberikan sepanjang seluruh dokumen aplikasi lengkap. Hanya saja untuk berangkat karena harus ditanggung sendiri seluruh biayanya, kedua anak tersebut butuh bantuan dari para dermawan,” jelas Dr Tuswadi yang turut mengawal proses admisi Rizal dan Adlin dari awal pendaftaran sampai lolos seleksi.
Rizal dan Adlin menuturkan, keberangkatan mereka ke negeri matahari terbit di masa pandemi butuh biaya yang jauh lebih besar dibandingkan pada situasi normal.
Total biaya dari visa, tiket pesawat, akomodasi selama 14 hari karantina di hotel bandara, transportasi bandara Kansai hingga sampai ke Hiroshima mencapai total Rp. 35.000.000 / orang.
Keduanya berterus terang baru mengumpulkan Rp. 10.000.000 dari orang tua untuk bekal keberangkatan.
“Orang tua kami baru mampu persiapkan uang bekal untuk biaya hidup bulan pertama sebelum beasiswa bisa dicairkan. Selebihnya kami harus berusaha sendiri," katanya.
Padahal kata keduanya, biaya akomodasi hotel untuk wajib karantina selama 14 hari saat ketibaan di bandara internasional Kansai mencapai Rp. 16.000.000. "Bagi kami itu sangat memberatkan," katanya lagi
Kemudian tiket pesawat one way butuh sekitar Rp. 6.000.000. "Semoga Allah SWT berikan kemudahan untuk urusan ini. Kami berjanji, sepulangnya raih S-2 dengan prestasi, kami akan pulang ke Indonesia dan bekerja untuk memajukan negeri menggunakan segala ilmu dan pengalaman baik selama ngangsu kawruh di Hiroshima,” kata Adlin yang berstatus anak piatu.
Keduanya sangat berharap ada dermawan yang baik hati membantu dirinya. Bagi para dermawan termasuk dari perusahaan atau institusi terkait yang terketuk hatinya untuk ikut membantu meringankan beban biaya keberangkatan kedua pemuda tersebut dapat menghubungi langsung yang bersangkutan melalui 0857-4779-4320 (Rizal) atau 0851-5630-7248 (Adlin).
Pertanggung jawaban atas seluruh donasi dari para dermawan akan dilaporkan secara tertulis oleh Rizal dan Adlin selambat-lambatnya seminggu setelah ketibaan mereka di Jepang.
Adapun nama-nama sponsor dan donatur juga akan mereka kibarkan melalui pertemuan-pertemuan akademik baik di dalam dan di luar kampus sebagai salah satu bentuk apresiasi dan tanda terima kasih.
Dr Tuswadi, Direktur Politeknik Banjarnegara mengaku bangga atas prestasi keduanya. " Semoga kedua segara mendapat jalan terbaik untuk keberangkatannya ke Jepang guna melanjutkan studinya," imbuh Dr Tuswadi.