74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

ALMI Gelar Webinar Eskalasi COVID-19 di INDONESIA Besok.


MEMOTONEWS - Posisi Indonesia bisa dikatakan dalam kondisi kritis di tengah terpaan gelombang tsunami COVID-19. Berbagai kebijakan pemerintah dalam mengantisipasi dampak COVID-19 belum sepenuhnya efektif. 

Diperparah lagi dengan rendahnya kesadaran masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan dan aturan PPKM. Begitu pendapat pakar kebencanaan dilontarkan oleh Dr Tuswadi, Direktur Program Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI), Sabtu (10/7/2021).

Dr Tuswadi, Direktur Program Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) menyampaikan, per 6 Juli 2021, kasus Covid-19 di Indonesia telah mencapai 2.345.018 kasus, dengan rasio kasus warga terpapar virus corona atau positivity rate sebesar 17%, dan tingkat capaian vaksinasi dosis pertama sebesar 18,44% dan capaian vaksinasi dosis kedua sebesar 7,9% dari total target vaksinasi 70%. 

Hal ini menunjukkan tingginya kasus Covid-19 di Indonesia, namun masih rendahnya cakupan vaksinasi. Selain itu, adanya serbuan varian Delta di Indonesia meningkatkan risiko infeksi COVID-19 pada masyarakat.

Merespons eskalasi atau peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia beserta kondisi terkait, Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) menyelenggarakan Special Scientist Series untuk menjawab pertanyaan - pertanyaan mengenai fenomena gelombang tsunami COVID-19, kemunculan varian Delta, urgensi vaksinasi, dan kebijakan penanganan Covid-19 bertajuk ESKALASI COVID-19 DI INDONESIA: Basis Ilmiah, Strategi Pengendalian, dan Kebijakan pada hari Minggu, 11 Juli 2021 pukul 09.00-12.00 WIB. 

Menurut Dr Tuswadi yang juga Direktur Politeknik Banjarnegara, acara tersebut akan digelar secara on-line melalui Zoom Meeting/Webinar menghadirkan Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin sebagai Pembicara Kunci dan tiga ilmuwan ALMI yakni Dr Iqbal Elyasar-Epidemiolog Lapor Covid-19 dari Eijkman Institute for Molecular Biology, dr Gunadi PhD Sp BA,  pakar Biologi Molekular, Genetika Molekular, Pediatric Surgery UGM.

Kemudian Neny Nuraeni, Ph.D-ahli vaksionology, Project Integration Manager of Research and Development Division, PT Bio Farma dan Yanuar Nugroho PhD  Co Founder & Advisor Center for Innovation Policy Governence (CIPG), ahli inovasi, kebijakan dan tata kelola ISEAS-Yusof Ishak Institute-Singapore .

Webinar ini terbuka dan gratis untuk masyarakat umum maupun para tenaga kesehatan (nakes) serta para pengambil kebijakan. Pendaftaran bisa dilakukan melalui link Registrasi: bit.ly/ALMI-SSS. Acara juga dapat disaksikan melalui YouTube ALMI TV: bit.ly/ALMI-SSS-YouTube. 

Harapannya melalui Webinar ini pemerintah dan semua pemangku kepentingan terbiasa menggunakan pendekatan berbasis sains (metode ilmiah) dalam mengendalikan berbagai tantangan termasuk wabah COVID-19.

"Sehingga pada akhirnya setiap kebijakan pemerintah selalu mengedepankan basis bukti (evidence-based policy) sebagai landasan pertama dan utama untuk mencapai hasil yang lebih dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat," kata Dr Tuswadi, Direktur Program Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) yg juga sebagai Direktur Politeknik Banjarnegara. (M Hamidi)

(Sumber dan Foto Dr Tuswadi Direktur Politeknik Banjarnegara)