74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

MAN 2 Banjarnegara Ciptakan Kidung Penghempas Pandemi Covid-19

Judul Buku yang akan diterbitkan MAN 2 Banjarnegara 

MEMOTONEWS - Banyak cara untuk mengekspresikan harapan bahwa bangsa ini bisa lepas dari pandemi Covid-19 yang masih mendera Indonesia dan dunia sejak Februari 2020 lalu. 

Efek pandemi sangat dirasakan oleh seluruh masyarakat tanpa pandang kelas miskin dan kaya, pejabat atau rakyat biasa. Berita kematian hampir tiap detik bergema akibat terpapar Covid-19 tanpa pandang usia. 

Di awal tahun pelajaran 2021/2022 yang jatuh pada pertengahan Juli, MAN 2 Banjarnegara berinisiatif memanggil seluruh peserta didik baru kelas X untuk menghasilkan karya bersama berupa kumpulan puisi bertajuk Kidung Suci Penghempas Pandemi. 

Adalah Dr Tuswadi, ilmuwan Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI), Direktur Politeknik Banjarnegara yang kala kegiatan Taaruf atau Masa Orientasi Peserta Didik Baru MAN 2 Banjarnegara tampil sebagai nara sumber untuk memotivasi peserta didik mengeluarkan ide berupa ajakan kepada seluruh peserta didik untuk mampu menuangkan ide-ide atau suara hati dalam bentuk puisi. 

Ridho Pramono (Kepala MAN 2 Banjarnegara) 

Ajakan tersebut ternyata direspon baik oleh pihak sekolah dan peserta didik sehingga terkumpul lebih dari 100 buah puisi dengan berbagai tema khas anak muda. 

"Ini spektakuler. Dalam waktu satu bulan, seluruh kelas X mampu membuat karya untuk dibukukan di bawah arahan Dr Tuswadi. Harapannya karya yang merupakan suara hati anak-anak akan menjelma menjadi doa suci untuk mengusir pandemi,” kata Ridho Pramono, Kepala MAN 2 Banjarnegara, Rabu (4/8/2021).

Sampai saat ini kata Ridho, kumpulan puisi masih diedit oleh tim profesional dan ditarjet akan terbit sebagai sebuah buku pada akhir September 202. Nantinya setiap peserta didik di MAN 2 Banjarnegara  akan mendapatkan satu exemplar sebagai salah satu media peningkatan literasi millenials di masa pandemi.

Sementara itu ditemui di kantornya, Politeknik Banjarnegara, Dr Tuswadi ilmuwan kebencanaan yang juga telah menerbitkan banyak buku tersebut mengatakan bahwa, anak-anak muda setingkat SLTP dan SLTA sebenarnya memiliki potensi besar dalam seni termasuk membuat karya puisi.

Dr Tuswadi (Ilmuwan ALMI)

Namun demikian, hanya sedikit, sekolah yang cerdas memfasilitasi karya-karya peserta didik untuk dibukukan. "Bisa dibayangkan ketika setiap sekolah di Indonesia menerbitkan 1 buku saja setiap tahunnya maka akan terbit ribuan buku yang ditulis besama oleh anak-anak sekolah," katanya.

Jadi, kata Dr Tus, ketika dirinya diminta menginspirasi peserta didik baru di MAN 2 Banjarnegara, tercetuslah ide darinya untuk menggerakkan seluruh peserta didik kelas X menuliskan puisi.

Meski sederhana, tulisan puisi anak-anak yang terkumpul sangat kontekstual dengan kehidupan sehari-hari. Dan pada suatu masa nanti pasti akan menjadi pengingat generasi mendatang tentang masa Covid-19 di tahun 2021.

“Sebagai seorang pendidik saya ingin turut mendorong para guru di sekolah untuk tidak pasif mengelola potensi dan bakat anak didik—terlebih di masa pandemi, di tengah kebosanan mereka dengan pembelajaran jarak jauh, anak didik harus diajak untuk lebih kreatif.

Salah satunya dengan membuat karya. Bisa fiksi berupa cerita pendek, puisi, artikel remaja, dan sejenisnya, sehingga masa sekolah mereka akan meninggalkan tinta sejarah berupa karya monumental. 

"Sekolah bebas memilih Penerbit Nasional yang kredibel untuk menerbitkan buku,” jelas Dr Tuswadi yang pernah memenangi Sayembara Penulisan Buku Pengayaan Tingkat Nasional-Depdiknas RI. (M Hamidi)

FOTO dan Sumber Dr Tuswadi (Direktur Politeknik Banjarnegara)