74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

Ahli Geologi: Curah Hujan Tinggi dan Potongan Lereng Perlu Diwaspadai

MEMOTONEWS - Dua ahli geologi dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, Prof Sari Bahagiarti Kusumayudha dan Andi Sungkowo memperingatkan bahaya potensi longsor akibat curah hujan yang tinggi di Banjarnegara dan Purbalingga. 

Hal itu diungkapkan dalam Sosialisasi Antisipasi Bencana Gerakan Tanah yang digelar Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, Rabu (10/11/2021) di aula SMAN 1 Wanadadi dengan menerapkan protokol kesehatan. 

Kegiatan yang dihadiri BPBD Jawa Tengah, BPBD kabupaten dan puluhan Camat, Kepala Desa, Kepala SMA/SMK di Kabupaten Banjarnegara dan Purbalingga itu dimaksudkan untuk mencegah bahaya akibat bencana tanah longsor di wilayah-wilayah yang dianggap rawan. 

Andi Sungkowo mengungkapkan, tingginya curah hujan di Banjarnegara ditambah kemiringan tanah menjadikan potensi tanah bergerak sangat tinggi. 

"Kasus di Sijeruk tahun 2006 misalnya, hujan yang sangat tinggi sementara pepohonan tidak cukup menikat erat tanah, ditambah warga yang beberapa hari sebelum longsor kerja bhakti memotong lereng untuk membuat jalan, menjadikan longsoran bisa sangat hebat terjadi. Karenanya, saya harap hati-hati ketika memotong lereng. Lihat kondisi di atasnya seperti apa, karena bisa memicu longsor," jelas Andi. 

Sementara itu, Prof Sari mengungkapkan, ketika pencegahan bisa dilakukan, maka akan sangat efektif mengurangi risiko bencana. 
"Pastikan tanaman yang dipakai untuk pengikat tanah tepat, dengan akar tunggang yang mampu mengikat tanah," jelasnya. 

Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah Sujarwo Dwi Atmoko mengungkapkan, warga dan pihak terkait harus tanggap dalam situasi curah hujan seperti ini. Ketika mampu menganalisis gejala-gejala yang ada pada alam, maka akan menjadikan penyikapan yang tepat. 

"Longsor biasanya diawali dari rekahan berbentuk tapal kuda di atas bukit. Jika ada rekahan, maka segera pantau dan awasi, tiap menit, tiap jam agar tidak kecolongan," katanya.

Jika pergerakan tanahnya cepat, lanjut Sujarwanto, maka warga berada di bawah  segera diungsikan. Kalau gerakannya lambat, masih bisa ditutup rekahannya, dan jangan biarkan ada air masuk ke dalam rekahan. Maka hal itu bisa mencegah longsoran. Prinsipnya selalu waspadas. (*)

Sumber dan Foto : Heni P