Mahasiswa KKN Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) saat menanam 80 pohon keras (lindung) dan buah di Desa Sumbersari, Wonosobo. (FOTO: Dok Ade)
MEMOTONEWS - Untuk mengantisipasi ancaman bencana alam longsor di Desa Sumbesari Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo, kelompok 046 KKN Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) belum lama ini menanam sedikitnya 80 pohon keras (lindung) dan buah.
Penanaman 80 bibit pohon ini merupakan bagian dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) kelompok 046 yang berfokus pada pengabdian kepada masyarakat dan pelestarian lingkungan.
Adapun jenis pohon meliputi, trembesi, beringin, alpukat dan durian. Pohon tersebut ditanam di sekitar Waduk Wadaslintan.
Kesiapan Hadapi Bencana
Tujuannya dari kegiatan ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat setempat mengenai pentingnya upaya mitigasi bencana melalui penanaman pohon sebagai bentuk kesiapsiagaan menghadapi bencana, baik di musim kemarau maupun penghujan.
Program bertajuk “Penanaman Pohon dalam Rangka Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Musim Kemarau dan Penghujan” ini melibatkan mahasiswa KKN, perangkat desa Sumbersari, serta masyarakat setempat dalam setiap tahapannya.
Koordinator Program, Mukhlis, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya bersama untuk memperkuat struktur tanah dan mencegah erosi yang dapat terjadi di kawasan sekitar waduk.
“Dengan menanam pohon-pohon yang memiliki akar kuat dan berfungsi untuk menstabilkan tanah, kami berharap dapat mencegah terjadinya longsor atau banjir yang seringkali terjadi akibat perubahan cuaca ekstrem. Selain itu, pohon-pohon ini juga diharapkan dapat membantu menjaga keseimbangan ekosistem, yang sangat penting untuk kelangsungan hidup masyarakat di sekitar kawasan ini,” kata Mukhlis, Minggu (23/2/2025)
Mukhlis juga menambahkan, bahwa kegiatan ini bukan hanya sekedar program fisik, tetapi juga sebagai bentuk kepedulian terhadap masa depan lingkungan. “Kami berharap program ini tidak berhenti sampai di sini. Kami ingin pemerintah desa dan masyarakat Sumbersari bisa melanjutkan dan mengembangkan langkah-langkah ini, agar upaya pelestarian alam terus berlanjut untuk generasi yang akan datang,” ujarnya penuh harap.
Kepala Desa Sumbersari, Saringat, sangat mengapresiasi pelaksanaan kegiatan ini dan mengungkapkan harapan besar agar program penanaman pohon ini dapat berlanjut.
“Kegiatan ini sangat penting untuk masa depan desa Sumbersari, baik dari segi kelestarian lingkungan maupun pengurangan risiko bencana. Dengan penanaman pohon-pohon yang tahan terhadap bencana, kami berharap desa kami dapat lebih siap menghadapi segala potensi bencana yang bisa terjadi di masa depan,” ungkap Saringat.
Ia juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada para mahasiswa KKN UMP yang telah melaksanakan program ini dengan penuh dedikasi. "Kami sangat berterima kasih kepada adik-adik mahasiswa yang sudah memberikan ide cemerlang dan melaksanakan kegiatan ini dengan penuh semangat. Semoga program ini bisa terus berlanjut dan memberikan manfaat jangka panjang bagi desa Sumbersari," tambahnya.
Selain itu, kegiatan ini juga turut melibatkan berbagai elemen masyarakat, yang ikut berpartisipasi aktif dalam proses penanaman pohon. Warga desa yang hadir merasa sangat antusias dan berkomitmen untuk menjaga kelangsungan hidup tanaman yang telah ditanam.
“Kami berharap pohon-pohon yang kami tanam ini dapat tumbuh dengan baik dan memberikan manfaat yang besar bagi lingkungan sekitar, serta mengurangi dampak negatif dari perubahan cuaca yang sering terjadi,” ujar salah satu warga setempat.
Penanaman pohon ini merupakan bagian dari upaya bersama untuk menjaga kelestarian alam dan memperkuat ketahanan desa terhadap bencana. Ke depannya, pihak desa dan mahasiswa KKN berencana untuk mengadakan kegiatan pemeliharaan dan monitoring secara berkala untuk memastikan pohon-pohon yang telah ditanam dapat tumbuh dengan baik dan memberikan dampak positif yang maksimal.
Dengan dilaksanakannya program ini, diharapkan Desa Sumbersari dapat menjadi contoh bagi desa-desa lainnya dalam upaya mitigasi bencana dan pelestarian lingkungan, sekaligus mempererat hubungan antara masyarakat, pemerintah desa, dan perguruan tinggi dalam mewujudkan lingkungan yang lebih aman dan lestari. (*)