MEMOTONEWS - Bencana alam tanah longsor di Pagentan, Banjarnegara Jumat malam (19/11/2021) menyisakan kesedihan yang mendalam pada warga Pagentan, terutama kerabat korban meninggal dunia.
Sebuah keajaiban terjadi, Putri Olivia (7) yang terkubur sekitar satu jaman ditemukan masih bernafas. Padahal gundukan tanah telah mengubur dirinya.
Rupanya Allah masih memanjangkan umurnya, dengan sedikit rongga pada puing bangunan, Putri masih dapat bernafas dan selamat dari maut. Namun Purti harus kehilangan, Alfino Sudarmaji (11) kakaknya.
Dia ditemukan meninggal dunia. Tubuhnya membujur kaku berdekatan dengan Bunga Citra Ramadani (13) putri dari Ny Partini (38) korban meninggal dunia.
Jenazah Ny Partini ditemukan dalam posisi paling sulit karena tubuhnya tertindih tiang cor yang cukup besar.Namun setelah dibantu menggunakan peralatan mekanikal, jenazah dapat dievakuasi.
Kemudian Ny Andri Ferowati (42) Bidan Desa yang mengontrak rumah Putri Olivia (7) juga ditemukan meninggal dunia. Bidan asal Purwanegara meninggal dengan mengenakan selimut.
Putri yang malang. Coba bayangkan. Saat Putri membutuhkan kasih sayang kedua orang tua, ayahnya dipanggil oleh yang maha kuasa sekitar 8 bulan yang lalu. Kala itu lagi memuncak Pandemi Covid-19 di Jakarta.
Selang, empat bulan setelah ayahnya meninggal dunia, ibunya menyusul ke alam baka. Sehingga Putri dan kakaknya menjadi yatim piatu. Keduanya kemudian ikut budenya, yakni Ny Partini.
Karena rumahnya berjajar, sepeninggal kedua orang tuanya, Putri dan Alfino Sudarmaji tinggal berlima. Sedang rumanya Putri dikontrak oleh bidan desa yakni Adriyani Ferowati.
Keadaan putri kemarin cukup memprihatinkan, bukan hanya luka phisiknya tetapi batinnya. Apalagi saat usia menikmati keceriaan.
Namun saat ini sudah berangsur membaik, Putri juga mendapat perawatan intensif. sementara Korban meninggal sudah dimakamkan.
Saat MEMOTONEWS berada di tempat kejadian, Sabtu siang (20/11/2021), petugas masih tampak berkonsentrasi di lokasi kejadian karena akan dilakukan pembersihan.
Tampak sekda Banjarnegara, H Indarto, dan Dandim 0704/Bajarnegara Letkol Arh Sujeidi Faisal ST MHan, ST MHan, Ketua BPBD Aris Sudaryanto dan pejabat lain melakukan pertemuan di Balai Desa Pagentan
Tidak lama berselang rombongan menuju lokasi kejadian. Petugas BPBD juga mendirikan posko darurat untuk berkordinasi dengan akar holder terkait penanganan lebih lanjut.
"Kami juga mendirikan dapur umum di Balai Desa Pagentan," kata Kalak BPBD Banjarnegara Aris Sudaryanto.
Sementara sekda Banjarnegara H Indarto menyampaikan prihatin atas kejadian ini. "Untuk korban selamat kita lakukan perawatan dan kita sedang mengkomunikasikan demgan pihak terkait dalam penanganan masa depan korban selamat. kebetulan besok ada kunjungan menteri Sosial.
Berdasarkan laporan dalam operasi pembersihan ini petugas yang terlibat adalah BPBD Kabupaten Banjarnegara, POLRES Banjarnegara, Polsek Pagentan, Koramil Pagentan, Basarnas pos Wonosobo dan PMI Banjarnegara.
Kemudian Tagana Banjarnegara, RAPI Banjarnegara, Kecamatan Pagentan, Pemdes Pagentan, FPRB Pagentan, Relawan Penanggulangan Bencana, warga masyarakat, Forum Destana, MDMC, Banser, Kokam dan beberapa ormas relawan lain.
Petugas membutuhkan waktu, sedikitnya 6 jam untuk mengevakuasi 5 korban yang terjebak di dua rumah yang tertimpa longsor dari tebing setinggi 20 meter lebih. Hal ini dipertegas oleh kepala BPBD Banjarnegara Aris Sudaryanto.
Korban pertama yang ditemukan adalah Putri Olivia Sudarmadji (9) sekitar pukul 22.00 WIB. Walau tubuhnya terkubur hampir satu jam, dia masih bernafas. Putri segera dilarikan ke Puskesmas Pagentan dan nyawanya tertolong.
Tidak jauh dari Putri, petugas kembali menemukan korban lain yakni, Bunga dan Fino. Sekitar pukul 22. 41 WIB dan 22. 50 WIB. Namun keduanya sudah meninggal dunia. Ketiganya berada dalam satu ruangan tengah, atau ruangan keluarga dimana tidak jauh ditemukan pesawat televisi.
Sekitar pukul 01.00 WIB, Ny Andriyani Erowati (46), bidan desa asal Purwanegara yang mengontak rumah Putri (korban selamat) ditemukan meninggal dunia di kamar tidurnya.
Sedang Ny Partini (38) berhasil dievakuasi pada pukul 05.00 WIB. Petugas kesulitan mengambil jenazah karena tertimpa tembok cukup besar sehingga harus dilakukan pemotongan pada bagian tembok.
Setelah korban dievakuasi kemudian diperiksa dan disucikan di Puskesmas Pagentan dan dikebumikan pada hari itu juga. Sedang jenazah Ny Andriyani Erowati dibawa ke rumah duka di Purwanegara.
Sejumlah tokoh masyarakat asal Pagentan mengaku prihatin atas kejadian ini. Seperti yang disampaikan Pono, Banser NU yang ikut serta saat evakuasi korban.
Bahkan Asroi dan isterinya, Khotijah, salah seorang pemilik toko material di Pagentan sudah lama berniat ingin mengadopsi Putri sebagai anak asuh. (*)