74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

Saatnya Back To Palawija, Rempah Rempah dan Pengelolaan Kopi

Ismawan Setya Handoko SE, Ketua DPRD Banjarnegara (Baju Merah) bersama penggiat kopi. (FOTO : FB Anto Baraja)

MEMOTONEWS - Seperti diketahui, Indonesia  (Nusantara) pernah mengalami jaman keemasan sebagai negara penghasil palawija dan rempah - rempah. Bahkan rempah - rempah asal Indonesia menjadi incaran berbagai dunia.

Menyikapi hal tersebut, ketua DPRD Banjarnegara Ismawan Setya Handoko SE mengikuti diskusi  zoom menyoal Kopi Nusantara, Senin 17/1/2022.

Seperti disampaikan oleh Mernteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki. Bahwa kopi menjadi salah satu penggerak perputaran ekonomi Bangsa Indonesia bahkan banyak negara lain di dunia. 

Maraknya warung kopi (warkop) atau cafe menjadi indikator bahwa kopi menjadi minuman terfavorit di dunia.

Hal ini tentu menjadi modal pemerintah dalam menggenjot perputaran ekonomi melalui UMKM. Kopi dari Jawa misalkan, ternyata menjadi kopi terfavorit di dunia karena taste dan karakternya.

Geliatnya perkopian ini tentu harus  disikapi dengan semangat bagi  penggiat dan atau petani kopi di negeri ini, tidak terkecuali di Banjarnegara yang notabene dikenal sebagai penghasil kopi.

Lihat saja, kopi Banjarnegara susah  berkali - kali menorehkan prestasi diajang festival - festival kopi Nasional. Torehan ini tentu harus dapat menyemangati kita semua warga Banjarnegara.

Walau terjadi perubahan iklim global yang menyebabkan petani kopi, khususnya Arabika menjadi terpuruk.

Dimana hasil panen kopi Arabika menurut Teten Masduki, tiap tahun menurun. "Ini tentu menjadi PR besar bagi instansi terkait agar kopi arabika tetap terjaga kuantitas dan kualitasnya," kata Teten

Menurur Teten Masduki, kelembagaan usaha kopi harua perkuat. Bukan lagi usaha-usaha perorangan, petani-petani kecil. Ini harus kita konsolidasi lewat koperasi sehingga biaya produksinya menjadi lebih efisien.

Selanjutnya, kata Teten, produktivitas masih stagnan, sehingga perlu ditingkatkan termasuk metode pengolahan dari hulu sampai hilir.

Dari hasil zoom diskusi, Ketua Dewan Banjarnegara Ismawan Setya Handoko SE memiliki sebuah  usulan agar melakukan kiat - kiat untuk melestariam kopi dengan berbagai langkah diantaranya;
1. Mempertahankan serta meningkatkan potensi SDA Banjarnegara.
2. Merawat sumber daya alam Banjarnegara.
3. Mengeksplorasi dan mendistribusikan sumber daya alam Banjarnegara dengan maksimal.

Terlebih pemerintah pusat telah menurunkan program KUR,  dimana sebesar 30% perkreditan bank untuk alokasi kredit UMKM.

Disisi lain, terkait dengan konservasi alam juga bisa dilakukan dengan penanaman bibit kopi. Dengan demikian ada dua keuntungan. 

Banjarnegara sebagai zona merah bencana, bisa meminimalisir longsor dengan menanam  kopi di lereng atau lahan lahan potensi longsor.

Untuk itu, seperti dicatat oleh Anto Baraja (Penggiat Kopi di Banjarnegara), Ketua Dewan Banjarnegara berharap adanya pertemuan antar semua petani kopi untuk membentuk sebuah wadah koperasi. (*)

 (FOTO dan Sumber FB Anto Baraja)