74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

Jembatan Gantung Luwung Buatan Tahun1979, Jadi Alternatif ke Pasar Ikan Purwanegara

Jembatan Gantung Luwung dibangun tahun1979, hingga saat ini masih kokoh. (FOTO : MH/Memotonews)

MEMOTONEWS - Jembatan gantung yang melintang di Sungai Serayu penghubung Desa Luwung Kecamatan Rakit dan Gumiwang Kecamatan Purwanegara sejak 50 tahun yang silam menjadi jalur alternatif warga menuju pasar ikan Purwanegara.

Maklum karena sebagian besar mata pencaharian warga Luwung dan sekitarnya adalah petani ikan. Sehingga intensitas pergi ke pasar ikan cukup tinggi. Bahkan daerah Luwung sudah lama dikenal sebagai sentra ikan gurame. Kini daerah ini menjadi sentra ikan hias.

Begitupun sebaliknya, Gumiwang, juga merupakan sentra ikan nila. Sehingga disamping merupakan jembatan potensial menuju pasar ikan bagi warga Luwung juga menjadi lalu lintas para petani ikan di dua desa tersebut.

Warga Luwung jika ingin ke Pasar Ikan Purwanegara melalui jalan utama harus memutar menuju Tapen - Get PLTA Mrica. Sehingga selisih jaraknya cukup jauh, lebih dari 10 Km dibandingkan jika melewati Jembatan Gantung. 

Hal ini setidaknya diakui Musrodi (70) warga Desa Luwung dan penjaga pos Jembatan Gantung Luwung, Sudir (66). Oleh karena itulah jembatan ini tidak pernah sepi 24 jam nonstop.

Untuk melintasi jembatan sepanjang 64 Meter dan lebar 140 CM ini warga dikenai biaya Rp 2000 untuk sepeda motor dan sepeda ontel Rp 1000. Konon retribusi ini ditentukan melalui Perdes Luwung sebagai pembuat jembatan. Uang tersebut digunakan untuk biaya perawatan. 

Teguh (40) dan Udiono (65) asal Gumiwang juga menyampaikan hal sama. Misalkan ia mau ke Rakit menggunakan sepeda motor, lebih memilih melewati jembatan gantung kecuali jika menggunakan mobil, ya lewat jalur utama. 

Sudir (66) penjaga pos Jembatan Gantung Luwung menyampaikan, sebelum jembatan dibangun tahun 1979, sebelumnya merupakan tempat penyeberangan menggunakan perahu 'getek'. Bahkan jaman Belanda dulu, getek sudah ada.

Kemudian tahun 1979 baru dibangun jembatan gantung oleh warga Luwung secara swadaya. "Waktu itu warga ditariki dua pohon kelapa/ somah (KK). Bagi yang kaya, uang. Waktu itu biaya pembangunan jembatan sekitar Rp 1,5 juta. Kalau kurs sekarang ya Rp 1,5 Milyaran," kata Sudir maupun Musrodi (70).

"Alhamdulillah hingga saat ini masih kokoh. Memang sudah dua kali dandan seling," kata Sudir asal RT 5/RW 3 Kampung Karangtanjung Jurang Desa luwung.

Sudir menambahkan, petugas jaga pos ada dua, yakni dirinya dan Maryo. Sehingga mereka aplusan setiap tiga hari sekali dengan upah saat ini Rp 80.000/hari.(MH)