74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

Ketatnya Persaingan Bisnis Ikan Kolam, Petani Ini Pilih Jualan Ikan Hias Bersama Istri Mudanya

Ali (62) dan Istrinya Silvia (20) saat ngelapak di pertigaan Semampir, Pucang, Banjarnegara. (FOTO : Memotonews)

MEMOTONEWS - Siang itu, Rabu (2/3/2022) tampak Arlina masih berseragam merah putih bersama ibunya berhenti di pertigaan Semampir atau ruas jalan baru menuju arah Jenggawur, Banjarmangu ataupun Wanadadi.

Arlina lantas turun dari sepeda motor, sedang ibunya tetap berada diatas jok sepeda motornya. Tampak ceria wajah Erlina saat melihat - lihat ikan hias yang dipajang di disitu. 

Sedang ibunya berusaha menanyakan harga ikan - ikan yang bergelantungan di wadahi plastik kecil kepada penjual ikan yang tidak lain adalah Ali Rahmanudin (62) asal RT 01/RW I Desa Kalipelus Kecamatan Purwanegara, Banjarnegara.

Setelah menemukan ikan yang disukai, orang tua Arlina langsung membayarnya. Siang itu Arlina membeli dua jenis ikan, golden black isi 10 harga rp 10 ribu dan ikan coi jenong warna merah putih bercorak kuning seharga Rp 35.000.

Tidak lama kemudian seorang wanita paruh baya juga melakukan hal yang sama. Hampir 5 menit, ia memilih ikan hias yang beraneka macam. Harga cocok bayar.

Itulah sekilas aktifitas lapak ikan milik Ali. Ali bersama istrinya yang masih imut - imut sudah sebulan ini mangkal di pertigaan jalan baru Semampir berjualan ikan hias. Sebelumnya berpindah - pindah seperti Alun - Alun Kota Banjarnegara dan Pusat Kuliner Banjarnegara.

"Di sini tempatnya nyaman, disamping 'teduh' atau tidak panas, jalan juga lebar. Sehingga banyak orang berhenti. Banyak diantara mereka sengaja datang untuk mencari ikan hias disini," kata Ali didampingi istrinya, Silvia (20).

MEMOTONEWS empat. ngobrol sama Ali yang kini berusia 62 tahun. Walaupun begitu Ali masih enerjik dan cekatan melayani konsumennya.

Begitu juga dengan istrinya yang usianya beda 40 tahun. Saat ditanyakan kenapa jualan ikan hias di jalan Semampir.

Ali-pun berceritera lika - liku usahanya d bidang perikanan. Semula ia adalah petani dan pedagang ikan kolam.

Saat arus informasi masih terbatas, ia mengaku lebih mudah menjual hasil ikan kolamnya. Terutama untuk pembibitan atau anakan.

Namun seiring dengan kemajuan teknologi dan banyaknya petani ikan, usaha yang mengandalkan model konvensional seperti yang dilakukan Ali, semakin terpuruk.

Banyak pelanggan yang hilang entah ke mana. Usaha ikan andalan keluarga terus merosot hingga akhirnya memutuskan jualan ikan hias.

"Alhamdulillah, hasilnya cukup lumayan. Ya kisaran Rp 100 ribu - 150 ribu/hari," kata Ali dambil menunjukan jenis jkan uang dijualnya, seperti koi, ikan layang - layang, lohan, golden black dan lain sebagainya,' jelas Ali. Bersambung (MH)