74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

Akibat Tanah Bergerak Di Dusun Kaliglagah, Pagentan Banjarnegara 22 Rumah Terancam Amblas

Kondisi rumah warga Dusun Kaliglagah RT 3/RW 3 Desa Gumingsir Kecamatan Pagentan Kabupaten Banjarnegara. (FOTO : PMI/ Istimewa)

MEMOTONEWS - Hujan deras dengan intensitas tinggi pada Jumat (22/4/2022) kemarin membuat warga di Dusun Kaliglagah RT 3/RW 3 Desa Gumingsir Kecamatan Pagentan Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah dirundung kekhawatiran.

Karena sekitar pukul 16.25 WIB, sesaat setelah kampung tersebut diguyur hujan lebat, terjadi retakan tanah di sejumlah tempat hingga rumah penduduk. 

Retakan tersebut ditengarahi karena terjadi pergeseran tanah, atau lazimnya disebut tanah bergerak. Hal ini tidak dapat dipungkiri mengingat lokasi kampung ini memang berada di perbukitan yang diapit oleh sungai Merawu dan Sungai Pining.

Hal ini juga dibenarkan oleh Camat Pagentan Agus Prasetyo dan Bawono SSos MM, anggota DPRD asal Pagentan saat dikonfirmasi via Watshap, Minggu malam (24/4/2022).

"Menurut informasi relawan FPRB, kondisi hari ini relatif aman. Namun demikian kampung ini terus dalam pantauan kami," kata Agus.

Agus juga menyarankan warganya untuk tetap waspada karena walaupun semantara aman,  namun pergerakan lambat masih ada.

Camat Pagentan Agus Prasetyo maupun Bawono anggauta DPRD Banjarnegara menyarankan untuk direlokasi. Karena memang lokasinya rawan bencana.

Bawono menyampaikan prihatin atas terjadinya bencana alam tanah bergerak yang menimpa warga Kampung Kaliglagah Desa Gumingsir. "Kami minta warga tetap waspada dan segara melaporkan kepada pihak desa atau relawan jika terjadi pergerakan tanah," katanya.

Ia juga sedang berusaha dengan stakeholder terkait terkait untuk segera mengambil langkah strategis untuk merelokasi 22 rumah warga yang saat ini mengakani retak - retak.

Informasi yang diterima relokasi paling aman tetap di Bengkok kades di Kaliglagah atau sisa tanah dari relokasi bencana tahun sebelumnya.

Seperti diketahui, hujan deras di wilayah kecamatan Pagentan khususnya di Dusun Kaliglagah mengakibatkan tanah bergerak yang berimbas pada kerusakan rumah warga hampir 1 (satu) Dusun mengalami kerusakan pada bagian lantai, dinding dan bagian rumah lainnya.

Selain dari intensitas hujan yang tinggi, yang paling memberi dampak terjadinya pergerakan tanah secara masif karena Dusun Kaliglagah diapit oleh sungai merawu dan sungai Pining.

Kerusakan pada bagian rumah dan perkebunan warga. Adapun rumah yang mengalami kerusakan adalah Masjid Baitul Muslimin, rumah milik Tuwarno, Mulyono, Mihedi, Kardiman, Darto, Abdul Sutomo, Amin Sutikno dan Tartono.

Kemudian rumah Ibu Ratem, Parsono, Budi Santoso, Marno, Sukarto, Rudianto,Tarso, Suratno, Senen, Sutikno, Yuli Suprapto, Solehan dan rumah Marso.

Hingga saat ini relawan FPRB melakukan cek lokasi dan assesment awal dan melaporkan hasil asessment kepada pemangku kebijakan untuk menindaklanjuti kejadian tersebut.

Sementara Ahmad Wanidi (Ketua FPRB sekaligus Ketua bidang Penanggulangan Bencana Alam PMI Kecamatan Pagentan) dalam laporannya menyampaikan, bahwa warga berharap mendapatkan tempat relokasi yang lebih aman. 

Segera mendapatkan penanganan mengingat Dusun Kaliglagah berada pada daerah rawan longsor dan berada pada bantaran Sungai Merawu. 

Disarankan agar tidak menimbulkan kejadian yang semakin membahayakan bagi warga, perlu adanya penanganan secara cepat dan tepat. (MH)