Seorang wanita yang lagi berolahraga di Gor Goentoer Darjono PurbaIingga bergegas balik kanan melihat perilaku bocil tersebut. (FOTO : Tangkapan Layar)
MEMOTONEWS - Kasus tiga bocah pamer kemaluan di Gor Goentoer Darjono PurbaIingga, Jawa Tengah masih menjadi perbicangan hangat. Terlebih kasus ini viral di jagat maya dan menjadi perhatian serius banyak pihak.
Karena perilaku yang dilakukan oleh tiga anak ini dapat dibilang tidak 'lumrah'. Tadinya sempat timbul beragam asumsi, seperti tudingan perilaku tersebut karena yang memerintah demi sensasi dan lain sebagainya.
Namun setelah petugas Polres Purbalingga melakukan penyelidikan secara mendalam, kasus ini murni kenakalan anak. Tidak ada tendensi lain seperti anggapan seperti disebutkan diatas.
Dalam kasus ini polisipun sangat hati - hati dalam melakukan penyelidikan mengingat para pelaku adalah bocah - bocah kecil (bocil) yang harus dilindungi baik secara fisik dan mental, sehingga tidak mengalami traumatik akibat berhadapan dengan polisi.
Dalam mengungkap kasus ini, polisi telah meminta keterangan dari anak-anak yang menunjukkan alat vitalnya, perempuan yang ada dalam video, dan tiga orang yang saat peristiwa ini terjadi sedang berada di lokasi.
Berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) maupun Unit Konseling dan Psikologi Polres Purbalingga (Kopi Braling) disimpulkan bahwa perbuatan itu dilakukan oleh ketiganya tanpa ada yang menyuruh.
Detahui ketiga anak yang melakukan perbuatan itu adalah A (6 tahun), B (4 tahun), dan C (3 tahun). Mengingat ketiga bocah tersebut juga harus mendapat perhatian serius untuk masa depannya.
Karena mental itu sangat penting sehingga anak dapat menyadari perilakunya yang salah dengan porsi pemikiran nalar si anak. Saat inipun sudah terjadi perubahan perilaku pada si anak yakni jadi pemalu. Namun secara umum, mereka masih tampak riang.
Terkait dengan hal ini, Kapolres Purbalingga AKBP Era Johny Kurniawan, mengatakan pihaknya bersama Dinsos Purbalingga akan memberikan pendampingan terbaik untuk anak-anak tersebut.
Ia pun mengaku telah berkoordinasi dengan Bupati Purbalingga terkait keinginan orang tuanya menyekolahkan mereka bertiga ke pondok pesantren.
Johny juga mengatakan bahwa perilaku anak tersebut bukan kategori sebagai ekshibionisme. “Ini murni karena kenakalan anak. Tidak bisa disebut ekshibionisme,” kata Johny saat menggelar konferensi pers digelar di Pos Pengaman Terpadu Operasi Ketupat Candi 2022 komplek alun-alun, Selasa siang lalu (10/5/2022).
Sementara itu, Kepala Dinsosdalduk KB P3A Kabupaten Purbalingga Eni Sosiatman mengatakan pihaknya bersama Polres Purbalingga akan melakukan kunjungan ke rumah orang tua mereka.
Di sana mereka akan melakukan pendampingan psikologi terhadap anak-anak itu. Selain itu, pihaknya juga akan berupaya mencarikan pondok pesantren yang bisa menampung anak-anak tersebut.
Pemerintah Kabupaten Purbalingga ada program untuk menyekolahkan anak ke pesantren yang kurang mampu,” kata Eni.
Pengunggah Video Minta Maaf
Konferensi pers itu juga menghadirkan saksi berinisial ES (35) yang merupakan perempuan dalam video dan juga US (34) yang merekam video tersebut. US meminta maaf kepada masyarakat Purbalingga karena telah mengunggah video yang menampilkan perbuatan anak-anak tersebut.
US mengaku video itu diunggah sebagai status WA sedangkan yang beredar di media sosial hanyalah potongan. Sementara video yang utuh telah diserahkan ke Polres Purbalingga. Sementara ES menambahkan, video itu direkam tanpa sengaja.
Polres Purbalingga menggelar konferensi pers hasil penyelidikan terkait video viral tiga bocah pamer kemaluan di Gor Goentoer Darjono PurbaIingga. Konferensi pers digelar di Pos Pengaman Terpadu Operasi Ketupat Candi 2022 komplek alun-alun, Selasa (10/5/2022) siang.
Kapolres Purbalingga AKBP Era Johny Kurniawan mengatakan adanya video yang beredar terkait tiga anak yang memamerkan alat vitalnya viral di media sosial. Peristiwa tersebut diketahui terjadi pada Rabu (4/5/2022) sekira jam 16.00 WIB di GOR Goentoer Darjono PurbaIingga.
"Setelah dilakukan penyelidikan oleh Unit PPA Satreskrim maupun melalui pendampingan psikologi, dapat kami simpulkan kejadian tersebut tidak ada yang menyuruh mereka, untuk melakukan perbuatan tersebut," jelas Kapolres didampingi Kasat Reskrim AKP Gurbacov dan Kepala Dinas Sosial Kabupaten PurbaIingga Enny Sosiatman.
Dijelaskan bahwa perbuatan tersebut adalah murni kenakalan yang dilakukan oleh anak-anak tersebut. Penyebabnya karena kurangnya pengawasan oleh orang tuanya. Dimana tiga anak yang masih kakak beradik tersebut, dititipkan ibunya saat ditinggal bekerja kepada neneknya yang berjualan di sekitar GOR Goentoer Darjono PurbaIingga.
"Untuk kejadian ini, adalah kejadian yang pertama kalinya, namun informasi yang diperoleh anak tersebut sering beraktivitas di sekitar GOR Goentoer Darjono dan kadang meminta-minta dibelikan es kepada pengunjung," kata Kapolres.
Kapolres menambahkan saat ini kami fokus bagaimana anak-anak ini tidak terdampak psikologisnya. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kabupaten PurbaIingga untuk penanganan lanjutan terhadap anak-anak tersebut.
"Berdasarkan keinginan orang tuanya anak tersebut minta untuk disekolahkan di pondok pesantren. Hal tersebut akan kami fasilitasi bersama pihak Dinas Sosial Kabupaten Purbalingga," ungkap Kapolres.
Kepala Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DinsosdaldukKBPPPA) Kabupaten Purbalingga, Enny Sosiatman yang hadir dalam konferensi pers mengatakan terkait kejadian viral yang dilakukan oleh anak-anak di Purbalingga, kami sangat prihatin.
"Kami bersama Polres Purbalingga akan melakukan penanganan selanjutnya dan pendampingan psikologi terhadap anak-anak tersebut. Salah satunya untuk menyekolahkan anak tersebut di pondok pesantren sesuai keinginan orang tuanya," jelasnya.
Enny menambahkan bahwa pihaknya juga akan melakukan upaya sosialisasi dan edukasi kepada pedagang dan pengunjung GOR Goentoer Darjono. Harapannya untuk turut menciptakan situasi yang lebih aman bagi anak-anak di komplek GOR Purbalingga. (MH)