Pada Edisi Silaturahmi Itu Indah, Eko Agus Rachman dan Teteh Fida setelah dari Desa Petir, Sokaraja Banyumas, kemudian Berangkat ke rumah Muchlas, kami juga tidak memberi tahu Muchlas dan keluarganya.
Alhamdulillaah...., keluarga Muchlas semuanya sehat. Oh yaa..., sebelum sampai rumah Muchlas, di Perumahan Kalisemi, Banjarnegara, saya jumatan dulu di masjid komplek RSI Banjarnegara, di Bawang.
Kemudian touring silaturahmi kami dilanjutkan ke Cisuru lagi. Karena ada tanggal merah/hari libur pada Senin 16 Mei. Maka dimanfaatkan untuk silaturahmi lagi, mulai Sabtu sampai Senin (14 -16 Mei 2022). Karena ada beberapa keluarga yang belum sempat ditemui ketika ke Cisuru.
Sesi pertama, pada Rabu
4 Mei 2022. Tujuan atau target utamanya, sowan silaturahmi dengan kasepuhan. Yakni ke kakak almarhumah Ibu kami, Purwanti alias Wanti.
Yaitu uwa Warsiti binti Sastramiredja, di Kampung Karangsari, Desa Bojongsari, Kecamatan Kedungreja, Cilacap. Kami juga tidak memberitahukan kepada mas Gustrianto alias Yanto, anak uwa Warsiti.
Kami berdua berboncengan sepeda motor, berangkat dari rumah Blater Purbalingga sekitar pukul 14.00. Karena nunggu istri pulang dari sekolahan.
Perjalanannya kurang lancar, karena ada kemacetan ketika melewati perlintasan KA di Dusun Kaliwangi, Desa Tambaknegara, Kecamatan Rawalo, Banyumas.
Niatan semula, sebelum berangkat ke Karangsari mampir pinjam kunci rumah Mamah dulu, di rumah Yanto, di Krisik, Cipari. Karena kami tahu Mamah sedang berada di rumah Beti, Cilacap.
Kami sampai Cipari sudah sore. Kemudian diputuskan ke Karangsari-nya hari Minggu (15/5/22) saja.
Karena kalau dipaksakan ke Karangsari, pulangnya kemalaman akan repot. Apalagi belum hafal jalannya. Kemudian perjalanan dilanjutkan ke Cisuru. Menginap di rumah Mamah, hanya
berduaan saja.
Agenda silaturahmi sesi kedua, diawali hari Ahad (15/5/22) pagi silaturahmi ke rumah budhe Basyar/uwa Uum.
Di rumah uwa Uum ketemu mas Amir & mbak Lili, istri mas Amir. Sebelumnya kami sempat mencari-cari uwa Uum. Ternyata dia baru saja dari _balong_ belakang rumah.
Setelah itu kami silaturahmi ke rumah uwa Wahyudin/yayu Prapti binti (alm) Atmareja, di Karangmangu, Cisuru.
Dilanjut ke rumah yayu Icih binti Atmareja, di Sawangan, Mekarsari. Ketemu yu Icih dan anaknya, Suji. Tidak ketemu pak Cokro, suami yayu Icih. Dia masih di kebun, 'ngarit' mencari rumput untuk pakan
6 ekor sapinya.
Di rumah yayu Prapti, saya menemukan foto lawas. Foto uwa Wahyudin bersaudara. Setahu saya dalam foto yang dipigura itu, selain uwa Wahyudin ada uwa Madjuli, uwa Abdul, uwa Mar, dan uwa Koharudin. Uwa Wahyudin itu yang bungsu, sekarang usianya 85 tahun. Foto lama tersebut sudah di-scaner oleh Fida, istriku.
Silaturahmi di Cisuru, yang paling mengesankan ketika bersilaturahmi dengan uwa Wahyudin/yayu Prapti.
Di sini kami benar-benar menikmati suasana humoria, yang menjadikan kami tertawa terpingkal-pingkal. Karena kelucuan rentetan cerita spontanitas dari uwaWahyudin yang juga pecatur dan lawan tanding keluarga Ambyah Al Hadiwiyoto. (Bersambung)