Dengan sigap dan cepat siswa SMA Negeri 1 Sigaluh Banjarnegara padamkan api besar yang menyala di tong sampah. (FOTO: Heni Purwono)
MEMOTONEWS - Api besar menyala berkobar di tong sampah salah satu kelas di depan GOR SMAN 1 Sigaluh. Dengan sigap seorang siswi menyambar Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan memadamkan api sebelum menjalar ke semua bagian sekolah.
Hal itu hanyalah bagian dari simulasi pemadaman kebakaran yang dilaksanakan oleh SMAN 1 Sigaluh, Jumat (15/7/2022).
Tak hanya memadamkan kobaran api di dalam tong, beberapa siswa juga dilatih mencoba menangani api akibat kebocoran gas melon.
Dengan mudah api berwarna biru juga hilang sekali sentuhan. Ratusan siswa baru yang menyimak simulasi pun sontak bertepuk tangan meriah.
Kepala Seksi Pemadam Kebakaran Pol PP Kabupaten Banjarnegara Freyana Kusuma mengungkapkan, simulasi kebakaran penting dilaksanakan di sekolah.
"Sekolah adalah tempat umum dengan banyak siswa. Rawan sekali terjadi kebakaran, dan juga rawan jatuh korban. Dengan pelatihan seperti ini, paling tidak siswa bisa bertindak cepat dan tepat ketika kebakaran terjadi," ujar Freyana.
Kuncinya, tambah Freyana, adalah mengetahui karakter api, arah angin dan bagaimana cara memadamkannya.
Jika hal itu dikuasai, paling tidak kebakaran yang makin membesar bisa dicegah. "Kalau apinya kecil, InsyaAllah dengan cara yang tepat dapat ditangani. Namun kalau apinya besar, para siswa juga tahu kepada siapa haru melaporkan agar kebakaran dapat segera ditangani pihak yang berkompeten," tambahnya.
Pembina Pramuka SMAN 1 Sigaluh Iman Sri Kuwati mengungkapkan, kegiatan itu dihelat dalam rangka pengenalan kepramukaan kepada siswa baru sekaligus upaya menambah kemampuan siswa dalam siaga bencana.
"Kita pernah simulasi gempa bersama BPBD dan kali ini kita adakan simulasi kebakaran bersama Pol PP. Kita ingin siswa kita siaga jika terjadi bencana," harap Iman.
Salah satu siswa baru SMAN 1 Sigaluh Mellani Dewi mengaku takjup dengan simulasi pemadam kebakaran. Menurutnya ilmu praktis yang diberikan sangat bermanfaat baginya.
"Ternyata penting sekali memahami karakter api. Beda menangani kebakaran karena listrik dengan kebakaran karena kompor gas ternyata. Dan yang terpenting tidak panik saat menghadapi api. Saya rasa itu hal paling sulit," ujar Mellani lagi. (MH)