74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

Bupati Tegal Apresiasi Tim Unsoedpada Pemberdayaan Budidaya Tanaman dan Produk Herbal di Kalibakung

Bupati Tegal Dra Hj Umi Azizah memberikan sambutan pada penutupan kegiatan Penelitian Dasar Kompetitif Nasional (PDKN) dengan tema “green economy” dalam bentuk kegiatan pemberdayaan warga Desa Kalibakung, Kecamatan Balapulang di UPTD WKJ Kalibakung. (FOTO: Prasetyo)

MEMOTONEWS - Bupati Tegal Dra Hj Umi Azizah mengapresiasi Tim Pemberdayaan dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto yang melaksanakan Penelitian Dasar Kompetitif Nasional (PDKN) dengan tema “green economy” dalam bentuk kegiatan pemberdayaan warga Desa Kalibakung, Kecamatan Balapulang berupa budidaya tanaman dan produk herbal. 

Diharapkan, kemitraan antara Unit Pelaksana Teknis Daerah - Wisata Kesehatan Jamu (UPTD WKJ) Kalibakung, dengan masyarakat sekitar dan Unsoed akan terus berlanjut bisa bersinergi dan mandiri dalam mengembangkan tanaman dan produk herbal.

Ketua Tim Pemberdayaan Unsoed Dr Adhi Iman Sulaiman, S.IP., M.Si saat memberikan laporan. (FOTO: Prasetyo)

"Atas nama Pemerintah Kabupaten Tegal, saya mengucapkan terima kasih dengan kegiatan pemberdayaan yang dilakukan Tim PDKN Unsoed di Desa Kalibakung ini. Saya memuji dan salut bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat sekali," ujar Bupati Dra.Umi Azizah saat menutup kegiatan Pemberdayaan Budidaya Tanaman Herbal di UPTD WKJ Kalibakung, Rabu (3/8/2022).

Hadir dalam acara itu, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unsoed Prof. Dr. Rifda Naufalin SP., M.Si, Ketua Tim Pemberdayaan Unsoed Dr. Adhi Iman Sulaiman, S.IP., M.Si, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal dr. Ruszaeni, SH, M.Mr, Kepala UPTD WKJ Kalibakung Umi Diah Arti, S.KM, Camat beserta Muspika Balapulang , Kepala Desa Kalibakung Mujiyono, ST MH dan peserta pelatihan pemberdayaan tanaman herbal.

Peserta pelatihan menyaksikan proses produksi tanaman obat menjadi simplisia (bahan obat yang sudah dikeringkan).

Kegiatan pelatihan pemberdayaan tanaman dan produk herbal digelar sejak Jumat (15/7) hingga Rabu (3/8), dalam bentuk teori maupun praktek di lapangan, diikuti 27 orang. Yakni 15 orang dari unsur PKK, Posyandu dan Kelompok Wanita Tani (KWT) dari generasi muda Desa Kalibakung, 5 orang dari UPTD Klinik WKJ dan 5 orang mahasiswa Unsoed.

Bupati Tegal Umi Azizah meyakini, ke depan pengobatan herbal akan berkembang dan diminati masyarakat. 

Hal ini seiring isu global dan gaya hidup kembali ke alam atau back to nature menjadi tren saat ini sehingga masyarakat kembali memanfaatkan berbagai bahan alami, termasuk pengobatan dengan tumbuhan obat atau herbal. 

Namun, banyak kalangan di masyarakat yang belum memiliki informasi yang cukup tentang tanaman berkhasiat obat.

"Ini menjadi tantangan bagi Pemkab Tegal dan WKJ Kalibakung, untuk terus mensosialisasikan manfaat tanaman obat bagi masyarakat," tandas Umi Azizah.

Bupati Umi Azizah mencontohkan, dirinya pada tahun 1992 pernah divonis mengidap penyakit liver. "Divonis tinggal tunggu waktu. Karena parah, saya harus istirahat total," kisahnya.

Suatu hari, lanjut Umi Azizah, dirinya mendapat informasi dari seorang teman, sambil memberikan kliping koran tentang pengobatan herbal di Bogor. Dari situ, Umi Azizah berusaha mengobati penyakitnya melalui pengobatan herbal.

"Singkat cerita, saya mengkonsumsi obat-obatan herbal setiap hari. Setiap pagi, siang hingga sore saya meminum air rebusan ramuan herbal, diantaranya ada temulawak dan daun kencing manis yang dikeringkan. Saya campur irisan gula aren. Sekali minum satu gelas besar,” ujarnya. 

Untuk makannya, lanjut Umi Azizah, setiap hari makanannya berupa bubur dan telor. “Alhamdulillah sampai sekarang saya sehat. Padahal aktivitas saya sangat padat, dari pagi, siang, sore bahkan sampai malam hari. Saya terus menjaga stamina, agar tetap sehat dan semangat mengabdi untuk masyarakat Tegal. Saya sangat yakin dan mantap dengan pengobatan herbal," ujar wanita kelahiran Tegal, 4 Februati 1960 ini. 

Untuk itu, Bupati Umi Azizah menegaskan, UPTD WKJ Kalibakung sebagai satu-satunya di Jawa-Tengah dan merupakan proyek unggulan Pemerintah Kabupaten Tegal, ke depan akan dimaksimalkan perannya. 

Selama ini, diakui keberadaan UPTD WKJ Kalibakung kurang dikenal luas oleh masyarakat, dan masyarakat sekitar belum diberdayakan untuk memasok berbagai kebutuhan tanaman obat, seperti temulawak, jahe, kumis kucing, kunyit, kencur, sereh, lengkuas, kapulaga dan sebagainya.               

Kebutuhan tanaman obat UPTD WKJ Kalibakung, 65 persen berupa simplisa atau tanaman obat yang sudah dikeringkan dipasok dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat (B2P2TOOT) Tawangmangu-Karanganyar, dan 35 persen sisanya menanam sendiri.

Untuk itu, Umi Azizah mengajak kepada para petani di Kalibakung khususnya, berminat membudidayakan tanaman jamu dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah atau kebun menjadi lahan pertanian holtikultura dan tanaman herbal. 

Budidaya tanaman jamu atau empon-empon ini, selain melindungi keanekaragaman hayati dan menjaga kearifan lokal, juga bisa mendatangkan keuntungan ekonomi dari penjualan bahan mentah tanaman herbal maupun yang sudah berupa simplisia.

"Untuk itu saya minta WKJ Kalibakung bisa menampung dan membeli hasil panen dari mitra binaannya ini, sehingga ketergantungan kita pada pasokan bahan jamu yang dibeli dari sejumlah pasar tradisional di Kota Solo seperti Pasar Gede ataupun petani di Karanganyar bisa dikurangi," ujarnya. (MH/Pras)