Bupati Tegal Dra Hj Umi Azizah berdialog dengan peserta pelatihan pemberdayaan tananam herbal. Bupati juga sempat mencicipi aneka olahan makanan dan minuman dari tanaman herbal. (FOTO: Prasetyo)
MEMOTONEWS - Seperti diketahui Bupati Tegal Dra Hj Umi Azizah mengapresiasi Tim Pemberdayaan dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto yang melaksanakan Penelitian Dasar Kompetitif Nasional (PDKN) dengan tema “green economy” dalam bentuk kegiatan pemberdayaan warga Desa Kalibakung, Kecamatan Balapulang berupa budidaya tanaman dan produk herbal.
Diharapkan, kemitraan antara Unit Pelaksana Teknis Daerah - Wisata Kesehatan Jamu (UPTD WKJ) Kalibakung, dengan masyarakat sekitar dan Unsoed akan terus berlanjut bisa bersinergi dan mandiri dalam mengembangkan tanaman dan produk herbal.
Peserta pelatihan menyaksikan proses produksi tanaman obat menjadi simplisia (bahan obat yang sudah dikeringkan).
Namun demikian ada yang musti dilakukan pembenahan karena selama ini UPTD WKJ Kalibakung belum berkembang, karena regulasi yang ada belum mendukung. Maka mulai tahun 2023 mendatang WKJ akan dirubah menjadi Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD).
Dengan perubahan status menjadi BLUD ini, dan jejaring dengan mitra bisnis dikembangkan, optimis WKJ bisa maju dan memberikan manfaat bagi masyarakat, termasuk meningkatkan kesejahteraan petani yang menanam tanaman obat. Pasalnya, hasil dari tanaman itu dibeli oleh WKJ, tanpa harus memasok dari luar Kabupaten Tegal.
Umi Aziah berharap, agar LPPM Unsoed melalui Tim Pemberdayaan Unsoed bisa terus memonitor dan mendampingi prosesnya.
Peserta pelatihan dan instruktur berfoto bersama di kebun tanaman obat WKJ Kalibakung (FOTO: Prasetyo)
"Karena satu prinsip yang saya pegang dari pendekatan pemberdayaan masyarakat ini bahwa keberhasilan pemberdayaan pada komunitas ini tidak bisa diukur saat masih ada pendampingan, melainkan setelah tidak ada yang mendampingi." ujarnya.
Artinya, lanjut Umi Azizah, pemberdayaan masyarakat yang baik akan menghasilkan dampak berupa kemandirian komunitas yang didampinginya. Dan ini memang memerlukan waktu yang tidak sebentar karena mencakup banyak aspek, terutama dalam merubah mindset, seperti dalam hal penumbuhan kesadaran, penerapan teknologi tepat guna, pengorganisasian lembaga, hingga terciptanya kemandirian ekonomi yang berkelanjutan.
Peserta pelatihan berfoto bersama saat mengunjungi ruang produksi pembuatan jamu di WKJ Kalibakung.(FOTO: Prasetyo)
"Saya juga berharap kerja sama dengan Unsoed ini tidak hanya sebatas pemberdayaan masyarakat, tapi juga bisa dilanjutkan ke jenjang berikutnya,” ujarnya.
Misalnya, pendampingan proses bisnis WKJ Kalibakung agar eksistensinya di bidang kesehatan masyarakat lebih dikenal luas dan menjadi referensi pengobatan penyakit melalui pemanfaatan ramuan herbal yang tersaintifikasi.
“Jangan sampai kalah tenar sama pengobatan alternatif seperti praktik perdukunan yang baru-baru ini viral setelah teknik pengobatannya yang diduga menggunakan teknik sulap dibongkar oleh pesulap merah," ujar Umi Azizah.
Sementara itu Ketua Tim Pemberdayaan Unsoed, Dr. Adhi Iman Sulaiman, S.IP M.Si melaporkan, selama pelatihan peserta mendapatkan materi secara teori maupun praktek.
Untuk teori, para peserta diberi pengetahuan tentang jenis-jenis tanaman obat keluarga, minuman herbal, simplisia herbal (bahan herbal yang sudah dikeringkan), dan tips peliputan berita produk unggulan dan kawasan wisata sebagai promosi pemasaran.
Untuk materi praktek, diantaranya peserta diajari membuat produk minyak herbal, minuman serta serbuk herbal,sabun cuci tangan dan sabun lantai dari herbal, membuat produk simplisia serbuk herbal, praktek fotografi dan pembuatan video promosi untuk dipublikasikan melalui media massa dan media sosial seperti instagram dan facebook.
Para instruktur dalam kegiatan ini, mengundang pihak-pihak yang kompeten di bidangnya. Yakni dari Klinik WKJ Kalibakung, Ketua Perkumpulan Profesi Kesehatan Tradisional Ramuan Jamu Nasional (PP Kestrajamnas), Fakultas Farmasi Unsoed, Fakultas Pertanian Unsoed, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Tawangmangu dan jurnalis.
Adhi menjelaskan target kegiatan pemberdayaan tahun 2022 ini untuk meningkatkan motivasi dan insprirasi bagi peserta akan manfaat tanaman dan produk herbal, minimal untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan kelompok sebagai kemandirian kesehatan.
Kedepanya diharapkan bisa menjadi mitra untuk memasok bahan herbal ke WKJ Kalibakung yang dapat memberikan nilai tambah bagi usaha ekonomi masyarakat.
"Kemudian target lainnya membentuk kelembagaan kelompok budidaya dan produk herbal di masyarakat yang perlu berkelanjutan," ujar Adhi Iman Sulaiman yang juga dosen Fisip Unsoed ini.
Sementara Kepala Desa Kalibakung Mujiyono ST MH menambahkan, pihaknya sangat mendukung program pemberdayaan budidaya dan produk tanaman herbal dalam kegiatan PKK , Posyandu dan WKT Kalibakung, dan akan melanjutkannya.
"Kami bertekad, pemberdayaan ini akan kami teruskan. Dan kami sudah menyediakan lahan 4 hektar yang akan ditanami petani untuk mendukung budidaya tanaman obat ini,” ujar Mujiyono. (MH/Pras)