74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

Santuni Yatim Piatu, SMAN 1 Sigaluh Banjarnegara Dikenal Sekolah Ramah Wong Cilik

SMA Negeri 1 Sigaluh Banjarnegara dikenal sebagai sekokah ramah wong cilik. (FOTO: Heni Purwono/Istimewa)

MEMOTONEWS - Bulan Muharram identik dengan kegiatan santunan bagi yatim piatu dan dhuafa. Oleh karenanya, tak ketinggalan SMAN 1 Sigaluh, Selasa (9/8/2022) menggelar kegiatan santunan untuk 45 siswanya yang yatim piatu.

Menurut Ketua Pengelola Zakat SMAN 1 Sigaluh Suparni, hal itu untuk menegaskan bahwa sekolahnya sekolah yang ramah wong cilik.

"Tradisi positif ini akan kita lanjutkan karena sudah berlangsung bertahun-tahun. Kita ingin menjadi sekolah yang membela anak-anak yatim dan dhuafa," jelas Suparni. 

Dana santunan untuk para yatim, tambah Suparni, berasal dari infaq rutin siswa dan juga masing-masing guru dan karyawan memiliki kotak infaq di tiap meja kerja mereka.
 
Sejak Tahun 20202, SMA Negeri 1 sudah menerapkan sekoah gratis 100 persen. (FOTO: Heni Purwono/Istimewa)

Wakasek Humas SMAN 1 Sigaluh Heni Purwono menambahkan, program sekolah yang berpihak pada wong cilik memang menjadi ciri khas SMAN 1 Sigaluh. 

"Sejak PPDB, siswa dari kalangan wong cilik, apa lagi yatim dan dhuafa selalu kita prioritaskan. Jalur afirmasi PPDB bisa dipastikan kita pasti penuh. Kita rawat yatim yang ada di sekolah dengan bantuan biaya transportasi, seragam lengkap dan juga beasiswa," jelas Heni. 

Tak hanya itu, tambah Heni, di SMAN 1 Sigaluh juga ada tim yang mengelola alumni yatim dan dhuafa agar dapat berkuliah secara gratis. 

"Kita menjamin asal mereka yang yatim dan dhuafa lolos PTN untuk dapat kuliah secara gratis. Kita ada tim khusus yang mengurusi KIP Kuliah di saat sekolah lain tidak ada yang mengurusi hal seperti itu. Kita ingin membantu yatim dan dhuafa secara tuntas dari awal sampai akhir," tandas Heni yang sudah membantu puluhan alumninya mendapatkan beasiswa. 

Salah satu siswa penerima santunan Siti Rahmawati mengaku sangat bersyukur sekolah di SMAN 1 Sigaluh. 

Disini kata Siti, yatim piatu benar-benar dipedulikan. Bapak Ibu guru juga bisa kami anggap sebagai orang tua kedua. 

"Kami berharap nantinya ketika kami sudah lulus dan bekerja, kami dapat memberi santunan untuk adik-adik kami di SMAN 1 Sigaluh," harap Siti (MH)