MEMOTONEWS - Untuk menyikapi banyaknya tanggul yang bocor dan jebol di beberapa titik wilayah Banyumas, diperlukan adanya kesadaran dari semua pihak termasuk stake holder dalam upaya menjaga kelestarian alam sekitar.
Seperti diketahui akibat bencana yang terjadi beberapa hari terakhir ini berdampak cukup luas baik kepada masyarakat maupun infrastruktur.
Dari data yang yang ada, terakhir bencana banjir bandang akibat jebolnya tanggul embung milik Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) Menggala, Kecamatan Cilongok.
Tentu ini perlu dievaluasi ulang untuk pembangunan embung/situ. Setidaknya dua kali terjadi banjir bandang pada hari rabu 21 September 2022 dan hari Kamis 22 September 2022.
Masyarakat dusun Menggala desa Karangtengah Kecamatan Cilongok tertimpa bencana banjir bandang akibat meluap dan jebolnya tampungan air dan kotoran sapi milik BPTU.
Ariono Purwanto Kepala Markas PMI kabupaten Banyumas dan pengamat lingkungan mengatakan bahwa fungsi embung sangat bermanfaat dalam penyediaan air bersih.
Atau yang digunakan oleh BPTU kolam embung tersebut dipergunakan sebagai penampung buangan kotoran ternak sapi, haruslah memperhatikan beberapa kaidah antara lain :
1. Jenis tanah dasar embung dan tanah yg dibuat tanggul.
2. Pemadatan tanggul embung dan vegetasi yg penutup tanggul.
3. Daya dukung tanah dan daya dukung lereng didaerah tersebut.
4. Volume tampungan embung terhadap daya dukung tanah & lereng.
5. Sumber air yg akan ditampung, dan buka tutup / pintu dari air yang masuk (in let) dan juga yg keluar (out let).
6. Perlu out let tambahan utk pengurangan debit bila kondisi darurat / kritis.
7. Perlu pemeliharaan, perawatan & pengecekan rutin terhadap seluruh bangunan embung /situ atau tampungan.
Menanggapi kejadian bencana banjir dan tanah longsor memasuki musim penghujan tahun 2022 dimana curah hujan merata di wilayah kabupaten Banyumas, Eddy Wahono pembina Forum relawan Lintas Organisasi Banyumas Raya (FORTASI) menyatakan :
Perlu ditingkatkan kesadaran masyarakat untuk melakukan langkah prefentif guna mencegah terjadinya bencana banjir dan tanah longsor.
Melakukan pengawasan pada saluran air di sekitar rumah agar jangan sampai tersumbat sampah.
Melaporkan pada satuan Tugas Kebencanaan manakala mendapati retakan tanah di tebing.
Untuk rumah warga yang berada di tepi bantaran sungai hendaknya semakin meningkatkan kewaspadaan karena sewaktu waktu debit sungai bisa bertambah dan meluap.
Peduli dengan menjaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan merupakan langkah dalam mengurangi dampak atas resiko bencana.
Harapan Eddy Wahono segera dapat dilaksanankan pendataan pada daerah yang memiliki resiko bencana tinggi secara terpadu dari unsur pemerintah, relawan dan masyarakat. Salam Eddy Wahono.(MH)