MEMOTONEWS - Pengurus FPGL-PGRI Jawa Tengah Bersama 39 Pengurus Kabupaten Lainnya di Jawa tengah dikukuhkan, Sabtu 22 Oktober 2022 di Balairung SMA Taruna Magelang. Peserta yang hadir dari utusan 39 dan merupakan Perwakilan dari 35 Kabupaten/Kota se- Provinsi Jawa Tengah.
Pengukuhan dilakukan oleh Ketua PD PGRI Provinsi Jawa Tengah Dr H Muhdi SH MHum, Sekum PGRI Jateng Drs Aris Munandar MPd, Kabiro Pengembangan Profesi PGRI Jateng Drs Agung Purwoko MPd, dan Kominfo PGRI Jateng Agus Wismanto.
Hadir pula Ketua PGRI Kabupaten Magelang Susno MPd, Ketua PGRI Kota Magelang Nurwiyono MPd, dan Ketua PGRI Rembang Jumanto MPd.
Dr H Muhdi SH MHum, Ketua PGRI Provinsi Jawa Tengah dalam sambutannya menyampaikan, saat ini bangsa Indonesia tengah mengalami kondisi tak seimbang, di mana kompleksitas sosial bergerak cepat, sedangkan pengalaman kognitif bergerak lambat.
Ada ketimpangan nyata antara perkembangan sosial dan kognitif, menjadi ruang kosong dan ruang kosong itu hanya bisa ditangani oleh para guru.
“Kompleksitas sosial bergerak cepat, sedangkan pengalaman kognitif bergerak lambat. Inilah yang menjadi tantangan kita, di mana ada ruang kosong yang harus diisi kita, dididik oleh guru-guru terbaik kita,” tandas Muhdi.
Lebih lanjut Dr Muhdi menyampaikan, bahwa kita harus menyadari bahwa bangsa ini saat ini sedang diberikan anugerah luar biasa yang menjadi tanda-tanda kebesaran Indonesia, yakni adanya bonus demografi.
Pada tahun 2045, Indonesia akan memiliki jumlah pemuda terbesar di dunia dan para pemuda itu sedang pada posisi produktif-produktifnya.
“Indonesia diprediksi akan jadi negara terkuat kelima dunia. Apakah itu mungkin, menurut saya mungkin. Karena bonus demografi kita miliki. Masalahnya, bisakah kita mendidik anak-anak kita, terutama mengembangkan potensi yang dimiliki oleh bangsa ini?” urai Dr Muhdi.
Untuk mendidik generasi emas, lanjut Dr Muhdi, para guru jangan sampai terlena, hanya mendidik kecerdasan intelektual tapi lupa pada kecerdasan emosional dan spiritual.
“Kecerdasan emosional dan spiritual ini sangat penting. Dan semua tantangan, bisa tidaknya dilakukan, semua itu berada di tangan guru,” tandas Dr Muhdi.
Dalam kesempatan Dr Muhdi juga mengatakan, PGRI memberikan apresiasi lebih pada guru-guru penulis, termasuk guru-guru yang tergabung dalam Forum Pena Guru Literasi.
"Jika semua guru mau menulis praktik-praktik dalam mengajar. Maka tulisannya akan dapat menjadi inspirasi bagi guru-guru berikutnya," tansa Dr Muhdi.
Disampaikan, bahwa tidak banyak guru yang memiliki keahlian dalam menulis.
"Kalau soal berbicara, pasti ahli, kompeten lah, tapi kalau soal menulis, tidak banyak, tidak semua guru dapat menulis. Kami berikan apresiasi lebih bagi guru-guru yang bisa menulis. Hanya dengan menulis guru akan dikenang,” tandas Dr Muhdi.
Ketua FPGL-PGRI Drs Kuncoro Puji Rahardjo MPd yang juga Pamong Kimia dan Kepala Sekretariat Umum SMA TN menyatakan, bahwa pembentukan organisasi yang ada di bawah PGRI Provinsi Jateng ini di maksudkan untuk memotivasi guru-guru, khususnya di Jateng untuk terbiasa menulis buku seperti yang dilakukan oleh guru guru SMA Taruna Nusantara.
Produktivitas menulis buku di kalangan guru SMA Taruna Nusantara meningkat sejak Kepala SMA TN Mayjen TNI (Purn.) Tono Suratman, S.IP secara masif terus-terusan memotivasi pamong-pamong dan siswa SMA TN untuk menulis buku.
Belasan buku karya Pamong dan Siswa SMA TN sudah dihasilkan dan sudah "go public" berkat motivasi dari pimpinan sekolah yang menciptakan kultur akademis, disiplin dan tanggungjawab.
Kuncoro menambahkan, FPGL-PGRI menjadi ujung tombaknya PGRI. Ia menegaskan FPGL ini bukan hanya sekedar Organisasi. Melainkan nantinya para peserta dapat mengimbaskan di wilayahnya masing-masing.
Sehingga akan lahir konten-konten edukatif dan menarik dari kreator-kreator PGRI Kabupaten/Kota.
Terpisah Korwil FPGL- PGRI Kabupaten Banjarnegara, Sugiarti SPd mengatakan, selain pengukuhan kepengurusan, juga ada kegiatan Pelatihan dengan materi penulisan essay serta Bedah buku 1000 langkah Menuju sukses. Sehingga selain Mendapatkan SK kepengurusan juga mendapatkan sertifikat Pelatihan.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Taruna Nusantara Magelang, Mayjend Tono Suratman, menyambut gembira keberadaan Forum Pena Guru Literasi.
Mayjend Tono meminta guru-guru bisa memasukkan tulisan-tulisan yang mengangkat semangat-semangat kebangsaan.
“Kami baru saja pulang membawa siswa dan guru dari Korea Selatan. Di sana ada namanya Sekolah Kebangsaan. Sama seperti kita di sini. Mereka menjaga bangsa dan budaya Korea Selatan supaya utuh,” tutur Mayjend Tono.
Lebih lanjut Mayjend Tono menjelaskan, sekolahnya sangat terbuka lebar untuk kegiatan-kegiatan guru yang tergabung Forum Pena Guru Literasi.
Oleh karena itulah, Mayjend Tono meminta para guru-guru penulis ini tidak segan-segan untuk berkegiatan di sekolah yang dipimpinnya. (MH/Hery)