74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

Kepala Sekolah Harus Tahu Diri, Tahu Sendiri dan Punya Harga Diri

Kepala Sekolah SMKN 9 Semarang Arif Ediyanto di hadapan forum Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Kabupaten Banjarnegara. (FOTO: Heni P)

MEMOTONEWS - Kepala Sekolah (KS) harus tahu diri, tahu sendiri dan punya harga diri.

Hal itu diungkapkan Kepala Sekolah  SMKN 9 Semarang Arif Ediyanto di hadapan forum Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Kabupaten Banjarnegara.

Kegiatan berlangsung Sabtu (21/1/2023) di SMAN 1 Purwanegara, Banjarnegara, dengan tema Implementasi Kurikulum Merdeka juga dihadiri puluhan wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru BK serta Koordinator P5. 

Menurut Arif, KS harus memiliki kesadaran penuh, inovasi serta memiliki integritas yang tinggi. 

"Sudah tahu kalau anggaran terbatas, ya harus tahu diri untuk tidak memaksakan kehendak, berinovasi mencari pendanaan dari luar yang tidak memungut dan merugikan siswa dalam rangka menjaga integritas diri. Tanpa hal itu, maka KS tidak akan punya harga diri," jelas Arif. 

Ia mencontohkan, saat gelar karya P5 di sekolahnya, ia banyak mendapatkan suport CSR dari beberapa perusahaan. 

"Kuncinya kita menjual ide dan gagasan serta acara inovatif. Lain dari pada yang lain. Maka kami mendapat banyak CSR. Nah, peran KS harus melakukan loby, jangan wakilnya. Tentu apa yang ditawarkan harus bagus, inovatif, sehingga pihak luar mau jadi sponsor," tandas peraih anugerah KS Inspiratif 2022 ini. 

Ia juga menambahkan, proyek P5 harus berbasis masalah yang ada di sekolah maupun masyarakat, agar dapat menjadi solusi serta betul-betul dijiwai oleh para siswa. 

"Ketika proyek P5 menghasilkan produk yang dibutuhkan banyak orang, maka bisa jadi bahan jualan yang bisa menguntungkan sekolah," pungkas Arif. 

Ketua MKKS SMA Kabupaten Banjarnegara Junaidi mengungkapkan kegiatan ini sangat bermanfaat bagi semua sekolah yang hadir. 

"Apa lagi pematerinya sangat inspiratif dan juga apa yang disampaikan berbasis pengalaman terbaik yang sudah dilakukan. Harapannya lebih mudah diadopsi oleh sekolah-sekolah di Banjarnegara," harap Junaidi.(MH)