MEMOTONEWS - Dalam rangka Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) bertema Gaya Hidup Berkelanjutan dengan topik Mengolah Sampah Menjadi Berkah, siswa SMAN 1 Sigaluh, Banjarnegara melaksanakan eksplorasi ke beberapa tempat yang telah melakukan pengelolaan sampah dengan baik di seputar Kecamatan Sigaluh.
Diantaranya mereka berkunjung ke Bank Sampah Sekar Wangi yang terletak di Dusun Sidomulyo Desa Prigi Kecamatan Sigaluh.
Didampingi guru Pembimbing P5 Siti Maunah, Jumat (19/5/2023), belasan anak kelas X 2 melihat-lihat proses pengolahan sampah yang ada di dusun tersebut.
Sampah organik diolah warga menjadi aneka pupuk cair maupun padat bernilai tinggi yang sudah mereka lakukan sepuluh tahun terakhir. Adapun sampah anorganik, diolah menjadi aneka kerajinan yang menarik.
“Di sini anak-anak belajar bagaimana sampah diolah. Harapannya nanti sepulang dari sini, mereka punya banyak inspirasi untuk mengolah sampah yang ada di sekolah maupun di rumah mereka masing-masing,”harap Siti Maunah.
Pengelola Bank Sampah Sekar Wangi Kisam mengungkapkan, pihaknya senang didatangi anak-anak sekolah yang mau belajar pengelolaan sampah.
Menurutnya, jika sampah diolah dengan baik selain mengatasi pencemaran lingkungan juga menjadikan pola pikir masyarakat tentang sampah berubah.
“Masyarakat menjadi lebih menghargai sampah. Tidak sembarangan membuang sampah. Bahkan karena pengelolana sampah kami baik, kami beberapa kali mendapatkan penghargaan tingkat nasional, dan kami menjadi mitra binaan Lembaga zakat nasional Rumah Zakat,” jelas Kisam.
Selain ke Bank Sampah Sekar Wangi, para siswa kelas X 6 berkunjung ke Desa Bojanegara Kecamatan Sigaluh yang rata-rata warganya juga mengelola sampah dengan baik.
Di desa itu, mereka bertemu Surati dan Artiningish yang terampil membuat kerajinan berbahan sampah plastik menjadi tas jinjing, karpet dan lain-lain.
Mereka juga dibina oleh Rumah Zakat di bawah pendamping Bayu Setyo Pramudyawardhana. Bayu mengungkapkan, jika sampah dikelola dengan baik, maka potensial untuk menjadi mata pencaharian.
“Minimal kalau ada Bank Sampah, sampah memiliki nilai. Juga ini merupakan cara termudah. Apa lagi kalau mau dimanfaatkan menjadi kerajinan, maka akan memiliki nilai yang sangat tinggi,” jelas Bayu.
Salah satu siswa Muhamad Danang mengaku kegiatan P55 sangat bermanfaat karena dapat membuka wawasan mengenai pengelolaan sampah.
“Tadinya sampah kita biarkan dan buang begitu saja. Ternyata setelah ada P5 kita jadi tahu kalau hal itu merugikan. Sampah di bakar menjadi pencemaran. Padahal kalau dikumpulkan ke Bank sampah bisa menghasilkan uang walaupun sedikit," katanya.
Namun lanjut paling tidak sampah menjadi terolah dengan baik. Apa lagi kalau dibuat kerajinan seperti yang kita lihat tadi, ternyata bisa menghasilkan banyak uang dan juga prestasi. (MH)