MEMOTONEWS - Peserta Perkemahan Gladi Widya Ksatria Kendalisada (GWKK) Kwarcab Banyumas mendapatkan sosialisasi gerakan Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah yang dilaksanakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Purwokerto. Kegiatan dilaksanakan Sabtu sore 24 Juni 2023 di Lapangan Desa Dawuhan Wetan Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas.
Peserta GWKK sebanyak 16 regu yang beranggotakan pramuka penegak yang berasal dari 8 sekolah SMA/SMK/MA di Kabupaten Banyumas.
Tri Santoso salah satu Tim Unit Implementasi Pengelolaan Uang Rupiah Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto mengatakan mata uang rupiah memiliki fungsi yang dalam dan tidak hanya sebagai alat pembayaran sah di Indonesia, tapi juga sebagai simbol kedaulatan dan alat pemersatu bangsa.
"Rupiah kita ada maknanya, bisa sebagai pemersatu bangsa dan alat transaksi sah di negara ini. Kegiatan ini bertujuan memberikan edukasi dan sosialisasi ke masyarakat khususnya adik adik pramuka, agar lebih mencintai dan menghargai rupiah," katanya.
Ia berharap dengan sosialisasi ini, para peserta dapat berbagi pengetahuan tentang uang rupiah kepada teman-temanya. Mengingat para peserta adalah perwakilan dari masing masing sekolah.
Anggota Tim lainya Risa Rohmanto dan Muhtori menjelaskan cinta rupiah ditunjukkan dengan mengenali, merawat, dan menjaga rupiah sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah di wilayah NKRI. Dengan menjaga dan merawat rupiah, ciri keaslian rupiah menjadi mudah dikenali dan menghindari peredaran uang palsu dan tidak layak edar.
Kemudian, bangga rupiah ditunjukkan dengan menggunakan rupiah di setiap transaksi. Dengan menggunakan rupiah pada setiap transaksi, maka masyarakat sudah ikut membantu menjaga kestabilan nilai tukar rupiah dan membangun kepercayaan dunia pada rupiah.
Paham rupiah ditunjukkan dengan memahami fungsi rupiah sebagai nilai tukar dan cara mengelolanya. Misalnya dengan bertransaksi dan berbelanja dengan bijak, berhemat, dan berinvestasi.
Mereka juga berpesan agar dalam kehidupan sehari-hari, cinta rupiah dapat dilakukan dengan 5 cara, yaitu jangan dilipat, jangan diremas, jangan dicoret, jangan dibasahi, dan jangan "disteples".
"Karena pada uang rupiah terdapat gambar pahlawan, pemandangan, dan kebudayaan Indonesia yang harus dikenang jasanya, dihormati, dan dikenalkan bahwa Indonesia sangat indah dan kaya budaya," lanjutnya.
Para peserta juga dijelaskan, cara mengenali uang rupiah dengan cara 3D yaitu dilihat, diraba dan diterawang.
Ketika mendapat pertanyaan dari peserta mengapa benang pengaman berbeda beda di tiap nominal uang rupiah.
"Itu adalah salah satu cara membantu disabilitas tuna netra agar mengenali nominal uang, sehingga tidak tergantung dengan orang lain," jelas Risa Rahmanto.(MH)