Paska peluncuran Satelit SATRIA 1 terus dipantau TAS, perusahaan teknologi Perancis. (FOTO: Tangkapan layar Infopublik)
Dilansir, Memotonews dari Infopublik.Id "Mudah-mudahan semua perangkat yang ada di SATRIA-1 dapat bekerja dengan baik solar cell dan antenanya. Dan bisa terkendali dari stasiun bumi," kata Pelaksana tugas Direktur Utama Badan Aksesibiiltas Telekomunikasi dan Informasi (Plt Dirut BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Arief Tri Hardiyanto, dalam keterangannya terkait Peluncuran SATRIA-1 di Kennedy Space Center, Florida, Amerika Serikat, Senin (19/6/2023).
Acara peluncuran berlangsung sukses tanpa kendala apapun dan satelit multifungsi milik Pemerintah itu akan menempati orbit 146°Bujur Timur (BT) tepat di atas Pulau Papua.
Keberhasilan peluncuran SATRIA-1 dinilai merupakan pencapaian hebat dalam percepatan program transformasi digital nasional atas doa seluruh masyarakat Indonesia.
"Alhamdulillah tadi peluncuran berlangsung dengan baik. Ini capaian yang sangat hebat dan keberhasilan atas doa seluruh rakyat Indonesia," tutur Arief.
Peluncuran SATRIA-1 sempat tertunda 17 menit dari jadwal semula pukul 18.04 waktu setempat atau Senin (19/06/2023) pukul 05:04 WIB.
Meskipun demikian, waktu peluncuran satelit internet cepat ini dinilai masih dalam jendela waktu up (time window) yang telah diperkirakan sebelumnya.
"Semoga seluruh tahapan berjalan lancar hingga nanti bisa menempati orbit pada bulan November 2023,” pungkas Arief.
SATRIA-1 telah diluncurkan dengan roket Falcon 9 milik Space Exploration Technologies Corporation (SpaceX) milik pengusaha teknologi dunia Elon Musk.
Satelit itu merupakan satelit multifungsi pertama milik Pemerintah dengan kapasitas hingga 150 gigabyte per second (gbps) atau terbesar di Asia.