MEMOTONEWS - Kekeringan yang melanda wilayah selatan Kabupaten Banjanegara Jawa Tengah semakin meluas padahal menurut informasi pucak kemarau bakal terjadi pada Oktober mendatang.
Saat ini saja warga Banjarnegara yang terdampak kekeringan sudah mencapai angka 26.000 jiwa lebih. Mereka tersebar di 15 Desa dan 5 kelurahan.
Rupanya kekeringan kali ini tidak hanya dirasakan warga pedesaan atau pegunungan saja, warga perkotaan juga akibat seretnya pasokan air bersih PDAM.
Dua hari ini Memotonews mencoba menelisik penyebab tersendatnya air PDAM di perkotaan. Rupanya ada beberapa masalah teknis yang terjadi di PDAM Banjarnegara, seperti perbaikan jaringan dan tidak berfungsinya sumber air baku Kaliori Sigaluh Banjarnegara.
Kemudian berkurangnya debit air Sungai Serayu juga memicu terjadinya kekeringan di Banjarnegara. Hal ini setidaknya diakui oleh Direktur PDAM Banjanegara Bahar Ibnu saat dikonfirmasi, Senin (10/9/2023).
Disampaikan, kebutuhan air baku Banjarnegara 430 liter/detik belum tercukupi sehingga terus kekurangan. "Air baku Banjarnegara baru terpenuhi 179 liter/detik padahal kebutuhan kita 430 liter/detik, sehingga masih banyak kekurangannya," jelas Ibnu.
Terpisah Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Banjarnegara Andri Sulistyo, Selasa (12/2023) menyebutkan, warga yang terdampak kekeringan tercatat 7.628 KK atau 26.718 jiwa tersebut wilayah Banjarnegara bagian selatan.
Untuk mengantisipasi, pihaknya terus melakukan droping air bersih ke desa - desa yang mengajukan permohonan bantuan air bersih. "Kita berusaha memberikan pelayanan semaksimal mungkin, tentunya sesuai kemampuan armada yang ada," jelasnya.
Kemudian pada Selasa (12/9/2023), Memotonews mencoba menelusuri salah satu sumber ari di Desa Kalitengah Kecamatan Purwanegara.
Pagi itu sekitar pukul 09.30 WIB melakukan penelusuran Kali Gandok. Kali ini sudah mengering, namun masih tersisa beberapa genangan air. Namun sangat terbatas airnya.
Rupanya air tersebut yang digunakan warga untuk mandi dan mencuci baju. Sedang untuk minum warga ada yang membuat lubang di tengah kali yang ada mata airnya.
Nasrun AmrullahSekdes Kalitengah Kecamatan Purwanegara Kabupaten Banjarnegara. (FOTO: Ukas)
Disini bertemu dengan Ny Santen (56) (55) dan Ny Kisminah (52) asal Kampung Gandok dan Kampung Kromomg. Keduanya tanpak bergantian mengambil air dari mata air di pinggir kaki.
Air yang ditampung dalam jerigen ini, kata dia khusus untuk minum. "Saya mengambil air di sini setiap dua hari sekali. Setiap kali ambil, 4 jerigen isi 20 liter. Ya kepakai 3 hari untuk minum," tutur Ny Kismiyah.
Agus Muslim'in, kaur Pembangunan Desa Kalitengah menyampaian, jumlah penduduk Desa Kalitengah 5700 jiwa, mayoritas petani dan ternak.
Terbagi menjadi tiga dusun yakni Sugeng, Depok, Kromong. Sedang kekeringan terparah di kadus 2 yakni Depok, karena di 11 RT tidak ada mata air.
Sumber air yang ada tinggal di RT 43 dan 53, Kampung Kromong. Disini sumber mata masih keluar yakni di Kali Gandok sedang Kali Batur, tidak ada mata air.
Solusinya kita minta droping air ke BPBD dan sudah ada droping air setiap Senin dan Rabu. "Kita di masing RT buat penampungan pakai deklit dan ada torn. "Sebelum musim hujan diharapkan terus droping," pintanya
Ia juga berharap ada bantuan bibit aren untuk ditanam di pinggir sungai. Senada juga disampaikan Sekdes Kalitengah, Nasrun Amrullah. Ia menambahkan jika debit air sungai semakin menipis sehingga masyarakat sangat membutuhkan droping air bersih. (MH)