74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

Ketua TACB Heni Purwono: Ini Pentingnya Lestarikan Bangunan Penanda Kota Banjarnegara

Ketua TACB Heni Purwono saat melakukan rapat terkait rencana melakukan kajian terhadap Bangunan Penanda yang ada di Kota Banjarnegara. (FOTO: Dok TACB)

MEMOTONEWS - Bangunan penanda atau 'tetengar' daerah atau kota penting dilestarikan. Hal ini disampaikan Ketua Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Banjarnegara Heni Purwono, Sabtu (20/2/2024)

Heni juga menyampaikan TACB Banjarnegara, yang terdiri dari 5 orang bersertifikat Ahli Cagar Budaya baru saja menyelenggarakan rapat perdana awal tahun.

Dalam rapat tersebut dibahas dan merencanakan objek diduga cagar budaya yang akan segera dikaji di tahun ini.

Upaya melestarikan bangunan penanda Kota Banjarnegara juga mendapat dukungan dari Dinparbud Banjarnegara.

"Kita akan segera koordinasi dengan PTKAI Daop V untuk kajian stasiun Banjarnegara untuk menjadi cagar budaya," kata Heni.

Stasiun itu imbuh Heni memiliki nilai sejarah yang tinggi bagi masyarakat Banjarnegara dan objek lain yang penting juga akan menyusul dikaji.

Dinparbud Banjarnegara Mendukung 

Hal ini juga dipertegas oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dinparbud) Banjarnegara Tursiman.

Bahkan Tursiman berpendapat jika bangunan penada kota (landsmark) yang memiliki nilai cagar budaya dan ciri khas kota harus dilindungi.

"Mohon bangunan yang mencirikan kota dan banyak dikenal warga Banjarnegara untuk dilindungi sebagai cagar budaya," pinta Tursiman.

Guru Besar Sejarah Kota Universitas Airlangga Surabaya (Unair) Profesor Purnawan Basundoro dalam bukunya "Arkeologi Transportasi: Perspektif Ekonomi dan Kewilayahan Karesidenan Banyumas 1940-1940-an" (2019) mengungkapkan bahwa jalur kereta api Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS) dibangun mulai bulan Mei 1895 oleh Ir. C Groll dan C.J.N Bijvanck dengan jalur Maos, Purwokerto, Sokaraja, Banjarsari, Purwareja Klampok dan Banjarnegara. Keunikan jalur ini hampir seluruhnya melintasi lembah sungai Serayu sebagaimana nama perusahaan kereta api ini.

"Adapun tahun 1917, jalur kereta api Banjarnegara-Wonosobo baru dibuka. Jalur ini sangat penting karena Wonosobo merupakan penghasil tembakau yang sangat potensial," tulis Purnawan.

Kabid Kebudayaan Dinparbud Banjarnegara Yelly Harmoko sangat mendukung kerja TACB dan berharap masyarakat juga ikut mendukung upaya pelestarian cagar budaya di Banjarnegara.

"Silakan jika masyarakat menemukan objek yang diduga cagar budaya, dilaporkan kepada Dinparbud untuk kita daftar dan nantinya dikaji oleh TACB yang sudah kita miliki. Nantinya kajiannya juga akan kita webinarkan, agar masyarakat tahu persis nilai sejarah yang ada pada cagar budaya yang dikaji oleh TACB," jelas Yelly.(MH)