74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

Rizki Aditya Novali: Kenapa Generasi Muda Banyumas Raya Perlu Kunjungi Museum

Berkunjung ke Museum Soesilo Soedarman di Cilacap. (FOTO: Dok AGSI Jawa Tengah)

MEMOTONEWS - Generasi muda di Banyumas Raya perlu mengunjungi museum untuk menumbuhkan patriotisme dan nasionalisme siswa. Musium dinilai bisa memotivasi untuk generasi muda bergerak positif meski berasal dari desa terpencil sekalipun.

Hal itu diungkapkan guru sejarah SMAN 1 Sampang Rizki Aditya Novali sebagai pemateri kegiatan Walk and Talk bertema Museum, Wanita dan Interpretasi, di Museum Soesilo Soedarman Cilacap, Minggu (28/1/2024).
Kegiatan yang dihelat oleh Komunitas Jelajah bekerjasama dengan Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) Provinsi Jawa Tengah itu diikuti tidak kurang dari 50 peserta.

"Pendidikan karakter sangatlah penting bagi generasi muda. Musium bisa menjadi alternatif para guru untuk menanamkan nasionalisme, karena jika hanya belajar di dalam kelas, siswa mudah bosan," jelas Rizki.

Guru sejarah yang suka mendaki gunung itu mengaku beruntung sekolahnya dekat musium sehingga sering mengajak siswanya belajar di sana.
"Tiap tahun saya selalu ajak siswa saya ke musium Soesilo Soedarman. Saya ajarkan siswa bahwa Pak Soes seorang anak desa yang bisa menjadi jenderal, duta besar hingga Menkopolkam. Beliau tokoh nasional yang sangat disegani di era orde baru. Perjuangannya paripurna dari perang kemerdekaan sampai puluhan tahun setelah Indonesia merdeka," tandas Rizki.

Pemateri lainnya, Bendahara AGSI Jawa Tengah yang juga pendiri sanggar tari Sekar Tanjung Wonosobo Yularti menambahkan, musium merupakan sumber ilmu pengetahuan.

"Sejatinya musium adalah sarana komunikasi antar generasi. Perempuan, para ibu bisa membawa putera puterinya berwisata ke musium untuk menanamkan cinta sejara sejak dini," ujar ibu dengan putri kembar yang saat ini kuliah di jurusna sejarah UI dan UGM ini.

Peserta selain mengikuti sesi materi, juga berkesempatan mengelilingi musium Soesilo Soedarman. Tak tanggung-tanggung, bertindak sebagai pemandu adalah Prof Indroyono Soesilo putra kedua Soesilo Soedarman.

Indroyono berharap ada peran aktif para guru sejarah mengajak para siswanya ke musium.

"Saya berharap sekolah bisa berperan aktif untuk menggunakan dana BOS untuk memperkuat pendidikan karakter seperti dengan berkunjung ke musium. Jangan stagnan membangun akademis, membangun raga, tapi lupa membangun jiwa dan karakter siswa," tega Indroyono.

Ketua AGSI Jawa Tengah Heni Purwono sangat mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya harus terus menerus ada sinergi untuk penguatan karakter melalui pendidikan sejarah.

"Sebenarnya hampir tidak ada ruang kosong tanpa sejarah. Tidak ada daerah yang tidak punya musium atau objek bersejarah. Para guru harus berani keluar dari kelas, membelajarkan sejarah ke lapangan agar lebih kontekstual dan bermakna untuk siswa," ujar Heni.(*)