74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

Pramuka Tidak Lagi Jadi Ekstrakurikuler, Itikaf Ramadhan Diharapkan Jadi Kurikulum Siswa Muslim

Pembukaan kegiatan Itikaf Pelajar Banjarnegara yang digelar Forum Rohis Banjarnegara dan Yayasan Sahabat Muda Indonesia. di Masjid At Taqwa Gayam Banjarnegara. (FOTO: Dok Heni P)

MEMOTONEWS - Seperti diketahui mendikbudristek mengeluarkan peraturan menteri nomor 13 Tahun 2024 terkait diantaranya penghapusan Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib.

Saat ini di sejumlah daerah  mengemuka dan menyarankan agar kegiatan itikaf Ramadhan perlu dimasukkan dalam kurikulum untuk siswa muslim. 
Kepala Seksi Pondok Pesantren Kantor Kemenag Banjarnegara Muhammad Subhan, Sabtu (6/4/2024) membenarkan hal tetsebut saat  pembukaan kegiatan Itikaf Pelajar Banjarnegara yang digelar Forum Rohis Banjarnegara dan Yayasan Sahabat Muda Indonesia. di Masjid At Taqwa Gayam Banjarnegara.

Subhan mengatakan, itikaf adalah amalan Rosulullah yang paling banyak dibahas di pengajian-pengajian jelang akhir Ramadhan, namun masih minim diimplementasikan oleh kaum muslimin. 

"Ini keren sekali ada pelajar yang melaksanakan itikaf. Harapannya ini menjadi kurikulum wajib (dari) Kemenag, untuk para siswa muslim di 10 hari terakhir Ramadhan. Ini kegiatan yang istimewa," ujaran Subhan. 
Ia menyayangkan kondisi sekarang, 10 hari terakhir justru jalanan penuh kendaraan sehingga memicu banyak kecelakaan. 

"10 hari terakhir Ramadhan mustinya bukan di jalan, bukan di pasar tapi di masjid. Saya jadi bertanya-tanya, jangan-jangan setan yang mustinya dibelenggu justru pada lepas. Mustinya anak-anak juga buka bersamanya di masjid, bukan di mall," tandas Subhan. 

Menanggapi hal itu, Ketua Umum Yayasan Sahabat Muda Indonesia mengaku sepakat agar momen itikaf Ramadhan masuk dalam kurikulum. 

"Itu bukan hal mustahil dilaksanakan. Dulu saja jaman Presiden Gus Dur selama Ramadhan siswa libur, bisa berjalan. Apa lagi ini kegiatan yang ditawarkan sangat positif dan sunah muakadah, sunah yang utama. Tinggal tergantung policy maker saja," jelas Heni. 

Dalam kegiatan yang diikuti tidak kurang dari 50 pelajar se Banjarnegara ini, para pelajar selama dua hari selain menginap di masjid, juga melaksanakan aktivitas tadarus dipandu dari MTQ Nussa, sholat malam dan kajian-kajian materi dari berbagai narasumber. 

Diantaranya materi moderasi beragama dari Kemenag, kenakalan remaja dari Polres, fiqih Ramadhan dari Syarikat Islam dan birul walidaian dari Nahdlatul Ulama. 

Salah satu peserta kegiatan Najarudin dari SMAN 1 Sigaluh mengaku senang bisa mengikuti itikaf pelajar ini. 

Menurutnya ini pengalaman pertama menjalankan itikaf. "Biasanya kalau di kampung hanya menjelang sahur saja kita itikafnya. Tapi di sini dari pagi sampai pagi lagi kita di masjid. Kita jadi lebih dekat dengan al Quran," ujar Najarudin pelajar SMAN 1 Sigaluh Banjarnegara.(MH)