Launching aplikasi Simudik dihadiri oleh Kepala Dindikpora Banjarnegara Teguh Handoko dan jajaran OPD terkait serta kepala sekolah SMP se Banjarnegara dan perwakilan kepala sekolah SD.
Untuk diketahui aplikasi Simudik menjadi salah satu inovasi berbasis digital di dunia pendidikan khususnya dalam penyediaan layanan penyajian data dan monitoring kegiatan belajar mengajar di sekolah dasar di Kabupaten Banjarnegara.
Pj Bupati Banjarnegara Muhammad Masrofi usai melaunching Simudik berharap dengan aplikasi Simudik akan menunjang kinerja dunia pendidikan di Banjarnegara terutama dalam penyajian data akurat dan cepat.
Apalagi Aplikasi ini juga berfungsi untuk membantu pengawasan proses pembelajaran Senada Juga disampaikan oleh Kepala Dindikpora Banjarnegara Teguh Handoko.
"Dengan adanya aplikasi Simudik ini diharapkan akan memberikan kemudahan terutama dalam hal penyediaan data - data yang berkaitan dengan dunia pendidikan," harapnya.
Terpisah Heling Subono SPd MM, Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar (SD) Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Dindikpora) Kabupaten Banjarnegara menerangkan bahwa ide tranformasi Simudik untuk memonitoring proses belajar mengajar di satuan pendidikan sekolah dasar ini lahir dari beberapa isu yang ada di lapangan.
Salah satunya adalah rapor pendidikan Banjarnegara masih belum memenuhi target yang diharapkan. Karena masih tertinggal di bawah rata - rata target provinsi.
"Disisi lain kita ingin memberikan pedoman kepada para guru dan kepala sekolah SD dalam menterjemahkan rapor pendidikan, khususnya dalam proses belajar mengajar," katanya, Rabu (21/8/2024).
Tujuannya lanjut dia, agar guru dan kepala sekolah nantinya bisa dengan jelas mampu menguraikan indikator yang ada di dalam rapor pendidikan. Kemudian mereka mengimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar.
Sehingga nantinya anak didik kita dalam proses pendidikan ini akan sesuai dengan capaian indikator di rapor pendidikan
"Kalau anak - anak sudah mengalami sesuai yang ada di indikator pendidikan yang dituangkan dalam sebuah pembelajaran maka ketika ANBK, anak anak sudah pernah mengalami dan ketika ANBK anak anak bisa menjawab sesuai dengan yang dia rasakan dialami," papar Heling.
Yang kedua, bahwa di Banjarnegara masih kekurangan tenaga pengawas karena setiap hari/bulan terus berkurang karena banyak yang pensiun sedang pengangkatan sedikit atau bahkan tidak ada.
Kondisi ini tentu akan memicu tidak optimalnya pengawasan di sekolah dasar yang jumlahnya 616 sekolah. Sementara jumlah pengawasnya tinggal 32 orang.
Sehingga untuk mengawasi SD ini tidak mungkin 1 orang mengawasi sekolahan tersebut sehingga membutuhkan waktu yang sangat lama dan biaya yang tidak sedikit.
"Untuk itulah kami ingin kondisi seperti itu tidak menjadi sebuah rintangan dan kita harus berfikir bagaimana kita memfasilitasi para pengawas agar mereka mampu dan bisa mengawasi, memonitoring pada teman - teman guru, yang melakukan pembelajaran. Tanpa mereka Harus datang di sekolah sekolah mereka," Papar Heling lagi.
Nah makanya disiapkanlah tranformasi Simudik ini, untuk melakukan monitoring. Jadi nanti tugas pengawas adalah melakukan validasi dan sementara guru meng-upload tentang kegiatan - kegiatan yang dilaksanakan di lapangan. Untuk itu, pengawas disini bisa memberikan rekomendasi di sistem yang kita siapkan.
Berikut bahwa isu yang berikutnya bahwa kita masih kekurangan guru hampir 2000. Disisi lain untuk mengoptimalkan pembelajaran dari kekurangan 2000 guru tersebut kita kesulitan sehingga yang ada inilah kita optimalkan.
Jadi tenaga yang ada kita optimalkan agar minimal, bisa meningkatkan capaian rapor pendidikan di Banjarnegara.
Disisi lain, kita berkaitan dengan sarana dan prasara juga masih banyak sekali membutuhkan perbaikan atau pendanaan.
Dan yang terakhir bahwa dinas pendidikan ini sesungguhnya sudah memiliki sebuah aplikasi, yang dimaksud adalah aplikasi Simudik yang pertama digagas oleh Bagus Sutoto, saat dia bertugas di Kasi Sarpra.
Ia menciptakan Simudik ini untuk mengelola data sarana dan prasara. Nah dengan kemajuan sekarang ini, aplikasi ini sudah dikenal seluruh guru dan kepala sekolah di Banjarnegara.
"Nah saya kemudian melakukan inovasi untuk optimalkan dan dikembangkan aplikasi ini agar lebih bermanfaat untuk seluruh proses belajar mengajar di Banjarnegara khususnya," Heling menadaskan.
Heling juga menuangkan ini semua dalam makalah mikiknya yang berjudul Tranformasi Simudik Untuk Monitoring Proses Belajar Mengajar Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Kabupaten Banjarnegara.
Dalam aplikasi ini bukan lagi bicara terkait dengan sarpras, (dulu aplikasi dan sekarang menjadi sistem). Dimana dalam sistem itu semua data tentang pendidikan tercover pada sistem tersebut.
Sehingga Simudik ini menjadi sumber informasi pendidikan/mutu pendidikan baik dari kegiatan kurikulumnya, kesiswaannya, sarprasnya, ketenagaannya termasuk dokumen - dokumen ijazah dan semuanya bisa diakses di Simudik ini. Ini sudah kompekk maka disebut sistem.
Penyempurnaan dengan mereplikasi, menduplikasi kemudian dikembangkan (ATM) dan ini merupakan inovasi.
Mengapa kita hanya mengembangkan atau mentransformasi Simudik, dikarenakan di dalam pelatihan pimpinan sekarang ini kita dilarang membuat aplikasi lagi. Kita hanya boleh mengembangkan aplikasi yang sudah ada untuk dioptimalkan.
"Ini salah satu yang membuat saya mencoba menghargai dari pendahulu - pendahulu kita yang sudah mengawali adanya Simudik ini diawali oleh Bagus Sutoto, kemudian dikembangkan oleh Mas Endar dan ketiga oleh saya dengan jangkauan lebih luas lagi," jelas Heling Subono. (MH)