MEMOTONEWS -Tanpa ragu ibu ibu yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Makmur Berkah Desa Desa Kutasari Kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas mengolah belatung atau maggot dari lalat tentara hitam atau Black Soldier Fly (BSF) menjadi pellet pakan ikan bergizi.
Mereka tampak begitu bersemangat melakukan kegiatan tersebut didampingi dosen Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman Eko Setiyono dan tim pendampingan dari Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM).
Mereka didukung oleh dana Hibah Pengabdian dalam skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat dari Direktorat Riset Teknologi dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM), Kemdikbudristek tahun 2024.Ditemui Sabtu (28/12/2024), Eko mengungkapkan kegiatan berlangsung cukup lama, mulai Mei hingga Desember tahun ini.
"Yang kita lakukan meliputi pelatihan dan pendampingan budidaya maggot berkelanjutan. Mereka kita latih mulai dari pemanenan maggot, penanganan paska panen, pembuatan tepung maggot, menghitung formulasi pakan, pencetakan pellet, hingga demplot aplikasi pellet maggot untuk ikan nila dan lele," jelas Eko.
Eko menambahkan, kegiatan PKM yang ditetapkan timnya terbukti efektif mengolah sampah organik rumah tangga menjadi pakan ikan berkualitas tinggi.
"Hasil penelitian kami dengan uji proksimat, maggot Lalat Tentara Hitam memiliki kandungan gizi 48-52 persen. Adapun mesin produksi yang kita uji cobakan, dapat menghasilkan pellet 40 kilogram per jam.Keuntungan yang diperoleh dari modal 7.200 rupiah per kilogram yang dapat diproduksi, jika di jual sesuai pakan komersil dengan kandungan protein lebih dari 30 persen atau Rp 14.000 per kilogram, maka KWT lebih hemat 6000 an rupiah. Padahal biasanya untuk kebutuhan pellet biasa sampai harus import," tambah Eko.
Ia berharap, PKM yang juga mengarusutamakan peran perempuan ini menjadi pelopor untuk pemanfaatan sumber daya lokal secara efisien, meningkatkan ketahanan pangan lokal sebagai isu yang saat ini tengah banyak diangkat serta mendorong perekonomian masyarakat desa.
Kepala Desa Kutasari Maskun Fuadi berharap, PKM ini menjadi pionir untuk KWT yang lain. "Ini perlu dicontoh KWT yang lain, agar perempuan di desa dapat lebih berdaya," harap Maskun.
Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Baturaden Winda Eka Trisnanti berharap kegiatan ini tidak terbatas pada pemberian pengetahuan, ketrampilan dan hibah alat pencetak pellet saja, namun juga pendampingan ke depannya.
"Kami berharap program ini berkelanjutan disuport oleh Unsoed, termasuk dalam hal pemasaran produk. Sehingga benar-benar menghasilkan secara finansial dan signifikan untuk anggota KWT Makmur Berkah," harap Winda di Baturaden, Banyumas. (MH)