74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

Sampah Plastik Menggunung, Udiono dkk Jadikan Sampah Lebih Berharga

Udiono dan kawan - kawan mengangkut sampah untuk kemudian diolah menjadi pupuk dan paving blok. (Foto: Tangkapan layar)

MEMOTONEWS - Keberadaan sampah plastik kini semakin memprihatinkan, karena sebagian besar kemasan barang industri dan rumahan menggunakan bahan plastik. 

Tidak heran jika di tempat pembuangan sampah, plastik lebih dominan ketimbang bahan lain yang mudah membusuk. 

Padahal kita tahu, bahwa plastik tidak mudah terurai dan bisa membuat alam jadi tandus, jika sampah plastik dibiarkan begitu saja di tanah produktif.

Melihat fenomena sampah plastik ini, Udiono, seorang aktivis LSM di daerah utara Banjarnegara, tepat di Desa Balun Kecamatan Wanayasa, merasa terpanggil untuk menjadikan sampah plastik menjadi lebih berharga dan bisa disulap jadi pundi pundi rupiah.
Tentu saja, Udiono tidak sendirian, ia bersama tiga temannya yakni Padi dan Yusup telah memulai mengolah sampat plastik sekitar tiga bulan yang lalu.

Dengan menyewa sebuah lahan kosong, mereka mulai bergelut dengan sampah yang diambil dari beberapa tempat penampungan sampah oleh tenaga lepas yang ada.

"Kami kemudian memilah sampah tersebut, yang organik dijadikan pupuk, makanan ternak dan lain - lain. Sedang yang an organik dikemas untuk kemudian diolah menjadi paving blok," kata Udiono.
Saat ini, kata Udiono, masih menunggu mesin dan peralatan lain untuk mengolah sampah plastik tersebut. "Kita sudah memiliki wadah yakni Samosil atau sampah terorganisir, tempatnya berada tidak jauh dari pusat pemerintahan Desa Balun," ujar Udiono.

Ciptakan Lapangan Kerja

Samosil, adalah sebuah wadah yang nantinya fokus bergerak di bidang pengolahan dan pengembangan sampah di Kecamatan Wanayasa dan sekitarnya.

"Memang orientasi kita ke depan, adalah membentuk badan usaha. Tujuannya tentu tidak terlepas dari upaya penanggulangan sampah plastik di daerah utara Banjarnegara," tegasnya.

Sudiono mengaku terinspirasi dengan sistem pengolahan sampah di Banyumas. "Ya, kami dan teman - teman sebelumnya sudah melakukan study banding ke sejumlah tempat pengolahan sampah yang sudah sukses. Kita akan mencoba mengaplikasikan ilmu yang kita pelajari selama ini," imbuhnya.

Namun demikian ia belum bisa berbuat banyak karena alat pengolahan sampah belum ada. "Ya sambil menunggu mesin, tahap awal kami akan menampung dan memilah sampah plastik. Sementara ini baru paving blok yang sudah bisa diproduksi," katanya lagi.

Sudiono mengakui bahwa pihaknya masih kesulitan modal. Sehingga membutuhkan bantuan pihak lain (pengembang). Ia juga berharap pemerintah bisa membantu pihaknya, terutama untuk mengadakan mesin pengolahan sampah, sehingga masalah sampah di daerah Wanayasa dan sekitarnya cepat tertangani.(MH)