74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

Ini Kata Syarif Aryfaid SIP, Direktur Lembaga Strategi Nasional Terkait Wawasan Kebangsaan

MEMOTONEWS - Syarif Aryfaid SIP, Direktur Lembaga Strategi Nasional Indonesia menyampaikan bahwa wawasan kebangsaan yang sebenarnya adalah sebuah pengetahuan besar (saripati) bagaimana setiap warga negara memahami tentang wawasan kebangsaan.

"Kita dan semua warga negara harus  memiliki tanggung jawab dan komitmen menjaga keutuhan NKRI," katanya saat menjadi pemateri Sosialisasi Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara, Kamis (2/11/2021) di The Pikas Banjarnegara.

Sosialisasi ini merupakan kegiatan dari Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah bekerja sama dengan Komisi E DPRD Provinsi Jateng  diikuti oleh 21 kepala desa dan sekdes. Kegiatan  ini terbagi menjadi dua sesion. Yakni Sosialisasi wawasan kebangsaan dan diskusi dengan materi membedah RJMDes.

Disamping memahami wawasan kebangsaan, lanjut Syarif, tentunya kita harus  mempraktekan dalam kehidupan sehari hari segala suri tauladan yang ada di Pancasila. Yakni mulai nilai - nilai sila Ketuhanan yang maha esa, nilai keadilan, kemanusiaan dan seterusnya.

"Ini semua harus dipraktekkan dalam tataran kehidupan kita, baik dalam bersosial ekonomi, berbangsa dan bernegara,"  kata  Syarif lagi.

Kemudian dalam konsep sebagai nation state, wawasan kebangsaan menjadi ideologi pemersatu atau sebuah peta jalan menjaga keutuhan NKRI. 

Wawasan kebangsaan juga harus dipraktekkan dalam aspek tata kelola pemerintahan. Apa  pengejawantahan wawasan kebangsaan di aspek pemerintahan?. 

"Tentunya kebijakan itu jangan sampai menimbulkan gejolak dan resistensi dari masyarakat. Dan  harus mampu menjembatani antara apa yang menjadi ekspetasi di masyarkat. Apa itu ketidak adilan bidang sosial dan ekonomi pendidikan dan kesehatan. Jadi disitulan itu adalah praktek empiriknya,"  tandas Syarif.

Kemudian dari sisi geopolitik, ketika bicara wawasan kebangsaan, kita  sebagai nation state, maka perhatikan dua unsur penting ini.

Yakni,  1. Cara berfikir deskriminatif
 itu harus nihil. .2.Yang dikedepankan adalah bagimana kecintaan kita terhadap NKRI atau menjaga nilai nilai luhur pancasila.

Diakuinya bahwa saat ini, kita sedang diuji, dibenturkan paham paham yang justru kontraproduktif baik itu paham yang mengatakan isme dari sebuah agama dan isme kelompok - kekompok ormas atau isme - isme yang bahkan  nengatasnamanakan demokrasi.

Ini, kata Syarif, kegiatan seperti sosialisasi wawasan kebangsaan tentu menjadi sangat penting untuk mencaunter isu isu  negatif. Dan sosialisasi wawasan  kebangsaan sangatlah penting untuk meningkatkan  kecintaan kita kepada Pancasila dan NKRI.

Kita juga  harus bangga sebagai warga negara Indonesia, karena saat ini negara - negara barat justru sedang belajar ke Indonesia. Mereka terus bertanya, kenapa Negara Indonesia yang besar ini, masih tetap utuh sebagai nation state ( negara kesatuan)

"Sekali lagi, jadi hal - hal seperti ini masyarakat luas harus tahu, sehingga akan muncul kesadaran, betapa besar pengaruh dasar negara Pancasila, terhadap semua sendi kehidupan kita,"  papar Syarif Aryfaid SIP, Direktur Lembaga Strategi Nasional.

Sementara itu Hj. Sri Ruwiyati SE MM Anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Tengah  menyampaikan, pemahaman tentang wawasan kebangsaan ini harus sampai pada tokoh masyarakat di desa, melalui peran kepala desa dan jajarannya. Karena saat ini banyak terjadi masalah sosial yang terjadi di sekitar kita. 

Terlebih di era keterbukaan publik seperti saat ini. Masyarakat dapat mengakses segala informasi yang tidak sedikit informasi tersebut justeru memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.

Termasuk juga terkait masalah BUMDes. Diharapkan, dalam setiap penyusunan program kegiatan di desa, didalamnya ada unsur-unsur tentang pembangunan di bidang Sumber Daya Manusia (SDM), Ekomomi, kesejahteraan masyarakat yang memperkuat pembangunan mental jiwa kebangsaan masyarakat desa.

“Saya berharap, melalui forum ini, dapat terbangun komunikasi yang lebih baik lintas desa untuk merencanakan program bersama dalam sebuah kawasan desa yang mempunyai ciri-ciri yang kuat tentang wawasan kebangsaan,” jelasnya.

Sri Ruwiyati juga menandaskan bahwa kita sebagai warga negara  memiliki tugas  untuk bersama - sama mempersatukan bangsa ini sehingga tidak terjadi perpecahan.  Kita sebarkan informasi yang benar mukai dari semangat gotong royong (sosial) yang selama ini kian luntur. 

 "Sosialisasi  wawasan kebangsaan Juga harus terus dialkukan oleh kita, baik kalangan birokrat, maupun yang kain yang memikiki kapasitas terhadap kecintaan NKRI," Ruwiyati memaparkan.

Sedang dalam forum diskusi dihadiri oleh stakeholder Pemkab Banjarnegara, diantaranya Ketua DPRD Banjarnegara Ismawan Setya Handoko SE, Bapendda, Dispermades, Wahyu Hidayat, Ketua FPDI Perjuangan DPRD Banjarnegara,
Wahju DJatmika Al BS SE, Ketua Cabang PA GMNI Kabupaten Banjarnegara, Budi Santoso SE, Kabid Kepemudaan Disporapar Provinsi Jawa Tengah.

Materi  adalah
1. membedah RPJMDesa Dengan materi memahami kewenangan desa dan kewenagan lokal berskala desa. 
2.  memahami perencanaan dan pembangunan desa berdasarkan potensi dan tipologi desa. 
3. Memahami penyusunan RPJMDesa dan RKBDesa berdasarkan paradigma  money follow program  dan 
4. Percepatan pembangunan berbasis kawasan pedesaan. (*)