74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

Cerita Pedagang Ikan Asin Korban Kebakaran Pasar Sayur Banjarnegara

MEMOTONEWS - Sudah 10 bulan Ipung Ketiwi (43), salah satu korban terbakarnya Pasar Sayur Banjarnegara menempati kios di pasar induk Banjarnegara.

Sebenarnya wanita ini termasuk beruntung karena usahanya sebagai pedagang ikan asin atau 'gesek' sedikit demi sedikit pulih.

Saat kebakaran dulu, Ketiwi dan Nurohmat (45) suaminya sempat stres berat dan kebingungan. Karena ikan asin senilai ratusan juta dilalap sijago merah.

Ketiwi hanya bisa pasrah kepada Allah SWT, usaha yang yang ditekuni puluhan tahun ludes dalan waktu dua jaman. Namun Ketiwi tidak sendirian, masih banyak pedagang besar kainnya yang sebasib.

Bahkan ada yang mengalami kerugian lebih besar darinya. "Saya masih ingat betul, sebulan kami tidak berjualan. Alhamdulillah, berkah banyak teman dan relasi, saya bisa bangkit lagi seperti sekarang ini," katanya.

Waktu itu semua nomer kontak masih tersimpan sehingga ia kembali memulai berjualan ikan asin. Dengan modal seadanya hasil menabung selama ini, ia mulai buka lapak di pasar Induk Banjarnegara.

Sedang Rohmat, suaminya berjualan sembako di Pasar Darurat di dekat Stadion Kolopaking. "Alhamdulillah saat sudah mulai stabil. Pelanggan kita yang dulu sudah pada kembali," katanya.

Ia mewakili teman yang lain berharap segera pindah ke pasar lama yang sedang dibangun. Di sini kita belum bisa maksimal karena faktor tempat yang terlalu sempit jauh beda dengan tempat jualan sebelumnya.

"Intinya kami sudah tidak betah dan segera pindah ke tempat pasar baru," imbuhnya seraya menyampaikan bahwa ada 23 jenis ikan asing yang tersedia di kiosnya.

Sedang jenis ikan asin yang tersedia adalah, krese tawar, krese open, teri nasi, lemuru, peda, kapas, ipin, teri rebus, rese asin, boso, aroma dan cumi. Ikan asin kita berasal dari Pekalongan ikan lebih bagus.

 "Yang paling laris dan bertahan lama memang jenis ikan asin peda," imbuh Ipung Ketiwi. (M Hamidi)