MEMOTONEWS - LSDR Landslide Data Recorder buatan Havid Adhitama, mahasiswa Unnes asal Banjarnegara beserta tim teknik Orari Lokal Banjarnegara sukses dipasang untuk mengirimkan data kondisi tanah di Desa Tempuran, Kecamatan Wanayasa Kabupaten Banjarnegara Peovinsi Jawa Tengah.
Diketahui, LSDR Landslide Data Recorder, sudah mendapatkan izin experiment dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dengan callsign khusus YH2AEE.
Alat pemantau pergerakan tanah tersebut dikembangkan oleh Havid Adhitama dan Arifin Santoso yang terinspirasi dari satelit LORA dan saat ini sukses terpasang dan diujicobakan di Banjarnegara di Desa Desa Tempuran, Wanayasa, Minggu (13/2/2022).
Harsono Widjayanto, Ketua Orari Lokal Banjarnegara mengatakan, sampai saat ini potensi longsor yang ada di Banjarnegara belum bisa diprediksi. Sehingga sangat dibutuhkan adanya alat yang bisa memonitor daerah rawan longsor di Banjarnegara.
Sementara Havid Adhitama dan Arifin Santoso menuturkan, bahwa alat ini masih dalam tahap ujicoba awal.
Tujuan pemasangan saat ini belum fokus untuk mitigasi, namun untuk menghimpun data parameter terlebih dahulu.
Cara kerja alat ini, kata David, bahwa data-data yang terdeteksi ini nantinya akan dianalisa. Kemudian, ketika data tersebut sudah diketahui titik normal dan abnormalnya maka dikembangkan lebih lanjut sebagai early warning system bencana tanah longsor. "Alat ini kemudian diberi nama LSDR, Landslide Data Recorder," kata David.
Dijelaskan pula, bahwa alat ini mengadopsi cara kerjanya untuk diterapkan pada medan terestrial. Dimana satelit terestrial ini dapat mengirimkan data pemantauan dari lokasi terpencil tanpa memiliki ketergantungan pada jaringan internet.
Sementara Arifin menambahkan, keunggulan alat ini, selain rendah daya juga memiliki kapasitas yang baik untuk komunikasi data melalui radio.
"Ini sebuah teknologi baru yang belum begitu lumrah dipakai di Indonesia. Banjarnegara akan menjadi yang terdepan ketika menerapkan teknologi ini, " tambahnya.
I
Dari paparanya, alat pemantau ini dapat memberikan data berupa kemiringan tanah, pergerakan tanah, kejenuhan tanah, intensitas hujan, suhu dan kelembapan udara.
"Ketika data ini diolah dengan tepat maka bukan tidak mungkin potensi longsor bisa diprediksi secara akurat. Sehingga masyarakat yang berpotensi terdampak bisa menyelamatkan diri," katanya.
Saat ini data pematauan tersebut bisa dipantau melalui web, data tersebut juga memungkinkan untuk diinterpretasikan oleh instansi yang berwenang untuk menentukan langkah yang tepat dalam mitigasi bencana tanah longsor di Banjarnegara.
Dalam pengembanganya, data dan notifikasi dari alat tersebut bisa diakses oleh masyarakat secara langsung melalui aplikasi ponsel ataupun aplikasi chating telegram yang di integrasikan menjadi bot otomatis.
Ujicoba ini juga dihadiri oleh dinas komunikasi dan informasi Banjarnegara, mereka mengapresiasi dan mendukung penuh ujicoba ini mereka sangat terbuka dan mendukung inovasi yang berdampak pada masyarakat.
Terlebih menyangkut keselamatan masyarakat Banjarnegara dari bencana longsor. (MH)