MEMOTONEWS - Talas beneng atau talas Banten mulai dikembangkan oleh para petani di Kecamatan Punggelan dan Purwanegara Kabupaten Banjarnegara.
Rupanya tanaman ini menjadi alternatif baru karena memiliki nilai ekonomis. Disamping umbinya dapat dibuat beragam makanan, batangnya juga dapat dibuat pakan ternak berserat tinggi.
Dan yang yang menggiurkan adalah daunnya. Karena dapat digunakan sebagai pengganti tembakau. Harganya beragam karena untuk grade A atau kwalitas super untuk eksportir dan saat pasarnya terbuka lebar baik di Jepang, Belanda dan Australia.
Suhadi, asal RT 04/ RW 5 Kampung Winong Desa Karanganyar Kecamatan Purwanegara adalah salah satu pengembang tanaman ini di desanya.
Suhadi yang bekerja di sebuah perusahan telekomunikasi, sudah enam bulan ini mengenalkan talas beneng kepada para petani di Karanganyar. Bahkan ia siap menampung daun talas tersebut dari para petani.
"Sekarang sudah banyak yang tanam di sini mas. Tapi baru puluhan hektare," katanya, Kamis (16/2/2022). Hasilnya, kata Sujadi, belum banyak juga, kisaran 1 kw/dua hari.
Berapa harga umbi dan daunya?. Harga saat ini kata Suhadi, atau dia beli ke petani Rp 1000/kg daun basah. Harga talas atau umbinya Rp 1000/kg.
Kemudian berapa lama masa tanam umbi beneng hingga keluar umbi dan daun super?. "Jadi kita bisa mulai panen daun sejak umur tanaman 3 bulan. Sedang umur tanaman adalah 2 tahun. Jadi selama dua tahun ini, kita dapat memanen daunnya. Tentunya saja daun yang bagus adalah yang sudah menguning di pohon," kata Suhadi lagi.
Setelah dua tahun ini, kita tinggal memanen umbinya. Jika tanahnya subur, maka pohonnya besar dan umbinya bisa mencapai 25 kg/ pohon.
"Jadi menurut saya, sangat potensial. Apalagi pasar Ekspornya terbuka lebar," imbuh Suhadi seraya menambahkan bahwa daun yang ia beli dari masyarakat diolah atau dirajang seperti daun tembakau.
Setelah kering, baru dijual lagi ke pengepul di Punggelan dengan harga Rp 18.000/kg. untuk selanjutnya diekspor untuk grade A. Sedang kwalitas B untuk bahan rokok putihan/rokok bebas nikotin.
Sanuri (70) petani asal Desa Karanganyar saat berada di kebun talas beneng mengaku tertarik karena talas ini memiliki prospek yang bagus.
"Semuanya bisa dimanfaatkan, baik daun, umbi dan batang daun.Yang paling mahal, memang daunnya," kata Sanuri.
Sanuri mengaku, enam bulan yang llau membeli bibit talas beneng Rp 3000/pohon. "Sementara ini, saya tanam tumpangsari dengan pohon durian dan kelengkeng. Ya kita mipil panen," katanya. (MH)