MEMOTONEWS - Sufyan warga RT 01/RW2 Desa Petambakan Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara sejak tahun 2014 silam memilih beternak puyuh karena harga telur cenderung stabil.
Kini ayah tiga putera ini memelihara sedikitnya 15 ribu ekor burung puyuh. Dari 15 ribu 8000 diantaranya lagi masa produktif (bertelur), 3000 ekor baru latihan bertelur dan anakan 4000 ekor.
Perhitungan kasar, dengan memelihara 8000 ekor, ia harus merogok kocek beli pakan sedikitnya Rp 1,4 juta/hari. (Harga Rp 350.000/karung berat 50 kg X 4 karung) selama 40 hari. Total persediaan untuk pakan Rp 56 juta.
Sedang telur yang dihasilkan setiap hari sekitar 8000 butir telur. Harga saat ini Rp 29.000/kg (90 butir). "Sebelum beralih ke puyuh, sebelumnya saya ternak ayam petelur. Namun karena persaingannya sangat ketat maka saya beralih ke puyuh," kata Senin (21/3/2022) di rumahya.
Setelah dibandingkan, kata Sufyan, masih mendingan puyuh sebab persaingannya tidak separah saat dirinya beternak ayam petelur.
"Alhamdulillah, hingga saat ini pemasaran dan harga telur puyuh stabil. Yang kadi masalah ia sering kewalahan melayani pesanan konsumen," imbuhnya.
Diakuinya, usaha ternak puyuh petelur ini ia dilakukan mandiri, artinya tidak bermitra dengan perusahaan lain. Malah Sofyan mengajak warga yang gemar memelihara unggas untuk bermitra. Ia sanggupi menyediakan bibit dan pakan.
"Untuk bermitra dengannya minimal harus memiliki 3000 ekor burung puyuh. Dan puyuh itu siklusnya sangat cepat. Usia 0- 40 hari sudah bertelur. Dengan masa apkir 1 tahun. Nanti setelah umurnya setahun puyuh di afkir untuk di konsumsi," imbuh Sufyan.
Sufyan juga memberikan kesempatan kepada warga Banjarnegara, seperti disampaikan diatas, bagi yang berminat bermitra bisa menghubunginya. Atau datang saja ke Desa Petambakan, Madukara, Banjarnegara.
"Ya bagi peminat, hanya membuat kandang sedang bibit, pakan, vitamin dan penjualannya menjadi tangungjawabnya. Termasuk memasarkan burung puyuh yang tidak produktif (apkir)," kata Sufyan lagi.(MH)