74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

Ngabuburit 'Ngegas' Meriam Jebodan Sekalian Usir Burung di Sawah

Meriam Jebodan. (FOTO : Heni Purwono)

MEMOTONEWS - Proses revolusi kemerdekaan yang di masa lalu terjadi di bulan Ramadhan turut memengaruhi tradisi permainan anak hingga kini. Tak mengherankan jika selama bulan Ramadhan, tradisi bertema ledakan selalu saja ada.

Mulai dari petasan, kembang api, karbit dan lain-lain. Termasuk tradisi yang agak baru di kalangan anak-anak desa saat ini, yaitu meriam Jebodan. 

Sebenarnya tradisi ini bukan hal yang baru sama sekali, namun sebuah modivikasi. Dahulu anak-anak memakai karbit sebagai bahan peledak, dan batang pohon pepaya sebagai badan meriamnya.

 
Pada saat masih berjaya era minyak tanah mudah didapat, anak-anak juga memakainya sebagai bahan peledak, dengan bumbung bambu sebagai badan meriamnya. 

Kini, era berubah, anak-anak memakai bahan peledak spiritus dan tabung paralon sebagai badan meriamnya. Seperti yang dilakukan oleh Fauzan, Dimas dan Ega dari Kampung Brayut, Desa Gembongan Kecamatan Sigaluh, Kabupaten Banjarnegara. Selasa (5/4/2022), tampak membawa bumbung paralon di pinggir sawah. 

Paralon berukuran panjang sekitar setengah meter dengan diameter sekitar 15 senti meter, ujungnya diberi penutup botol yang sudah ada piting bekas korek api gas. Piting tersebut bisa mengeluarkan percik api listrik sebagai pemicu ledakan.

Untuk dapat menyalakan meriam jebodan, ujung penutup meriam disemprot terlebih dahulu dengan cairan spiritus sebanyak puluhan kali. Semprotan spiritus ini banyak dimiliki anak-anak, terutama bekas semprotan hand sanitizer di era pamdemi. 

Setelah disemprot, ujung bawah paralon ditutup dan digoyangkan berkali-kali. Baru kemudian piting pemantik ditekan, dan. Duarrr. Suara ledakan pun terdengar membahana. 

Uniknya, menurut Fauzan hal itu dilakukannya di pinggir sawah guna mengusir burung yang memakan padi milik orang tuanya yang siap panen. 

"Sambil menunggu waktu berbuka, biar tidak terlalu lapar, sambil mainan jebodan ini. Ikut membantu Bapak juga mengusir burung yang ada di sawah," jelas Fauzan. 
Permainan ini meskipun relatif aman, namun perlu berhati-hati karena dapat menimbulkan percik api. Juga ketika dilakukan di area perumahan tentu sangat mengganggu warga. Selamat berpuasa. (*)