74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

Untuk Apa SMAN 1 Sigaluh Banjarnegara Gelar Pameran Arsip dan Artefak Keluarga?

Meja yang dijajar di depan kelas, para siswa Kelas X IPS 4 SMAN 1 Sigaluh Banjarnegara. (FOTO : Heni/Humas SMAN 1 Sigaluh)

MEMOTONEWS - SMA Negeri 1 Sigaluh Banjarnegara Gelar Pameran Arsip dan Artefak Keluarga, Kamis (19/5/2022). Tampak meriah gelaran ini.

Meja yang dijajar di depan kelas, para siswa Kelas X IPS 4 SMAN 1 Sigaluh Banjarnegara, satu per satu memajang dokumen arsip dan artefak keluarga yang mereka miliki.

Tak hanya memajang untuk dilihat teman sekelas, mereka juga satu persatu menjelaskan kisah sejarah dari masing-masing arsip dan artefak yang dibawanya. 

Hafiza Roika Hayati misalnya, ia membawa kartu tanda anggota Hansip tahun 70-an. 

Ada juga Taufik Hidayat yang membawa rantang hijau milik neneknya yang katanya sudah dimiliki sejak tahun 80-an.

Kegiatan tersebut merupakan penilaian harian mata pelajaran sejarah yang dilakukan oleh Heni Purwono selaku guru sejarah.

Menurutnya, selain untuk penilaian proyek akhir tahun, juga kegiatan ini dalam rangka memeringati Hari Kearsipan Nasional yang jatuh setiap 18 Mei.

"Kita ingin menyadarkan kepada siswa tentang pentingnya pengelolaan arsip keluarga. Karena didalamnya terdapat sejarah yang penting untuk refleksi kehidupan di masa mendatang. Dengan kegiatan ini harapannya para siswa menjadi semakin sadar akan pentingnya arsip," jelas Heni. 

Salah satu siswa Wahyu Subekti yang membawa arsip KTP kakeknya mengungkapkan, kegiatan pameran arsip seperti ini sangat penting. 

"Ini penting sekali. Kita harus tahu sejarah keluarga kita, agar bisa kita pelajari," ujarnya.

Menanggapi kegiatan itu, guru besar sejarah Universitas Airlangga Surabaya Prof Purnawan Basundoro mengungkapkan, arsip keluarga sangatlah penting bagi khasanah kesejarahan, karena berawal dari arsip keluarga sejarawan bisa menulis aspek sejarah yang sangat luas. 

"Beberapa sejarawan Belanda bahkan memakai buku harian orang sebagai bahan merekonstruksi sejarah," tandas Dewan Pakar, Asosiasi Guru Sejarah Indonesia itu.(MH)