74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

Dinsos PPPA BanjarnegaraGelar Rakor Penanganan Kematian Ibu dan Bayi

Dinsos PPPA Banjarnegara
Menggelar Rakor penanganan Kematian Ibu dan Bayi (KIB). (FOTO: Kominfo Banjarnegara)

MEMOTONEWS - Program Gerakan Sayang Ibu dan Bayi (GSIB) diharapkan mampu untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan, dan menekan angka Kematian Ibu dan Bayi (KIB) di Kabupaten Banjarnegara.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PPPA) Drs Sila Satriana saat memberikan pengarahan pada rapat koordinasi (Rakor) GSIB di Aula Dinsos PPPA Banjarnegara, Selasa (28/6/2022).

Sila Satriana menyampikan, tujuan GSIB adalah untuk memantapakan komitmen dan dukungan dari Kepala Daerah, sektor terkait di lingkungan Pemda, masyarakat dan swasta dalam upaya penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi, memantapkan kesadaran dan kepedulian masyarakat 

"Hal ini penting untuk membangun mekanisme rujukan sesuai dengan kondisi daerah sehingga ibu dan bayi tidak terlambat ditolong oleh petugas kesehatan, dan untuk menguatkan kelembagaan GSIB meningkatkan jumlah dan kualitas kecamatan sayang ibu dan bayi," kata Sila.

Dia menambahkan, Rakor GSIB juga bertujuan untuk meningkatkan peran GSIB dan mengevaluasi pelaksanaan program GSIB dalam upaya penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Banjarnegara.

"Angka kematian ibu di kabupaten Banjarnegara tahun 2019 sebanyak 22 orang, tahun 2020 sebanyak 19 orang, tahun 2021 sebanyak 41 orang dan tahun 2022 sebanyak 5 orang. Sedangkan Angka Kematian Bayi Tahun 2019 sebanyak 191 orang, thun 2020 sebanyak 179 orang dan tahun 2021 sebanyak 183 orang sedangkan tahun 2022 sebanyak 78 orang," jelasnya.

Sementara itu Ketua TP PKK Kabupaten Banjarnegara Lucia Tri Harso berharap kegiatan Rakor GSIB kali ini dapat dijadikan sebagai momentum, untuk menyusun rencana kerja yang strategis dan terpadu oleh seluruh anggota kelompok kerja tetap (Pokjatap) GSIB di Kabupaten Banjarnegara.
 
"Sehingga target tahun 2022 untuk menekan angka kematian ibu dan bayi dapat tercapai,” ujar Ibu Lucia Tri Harso.

Ia juga menyampaikan, bahwa rendahnya kesehatan perempuan di Banjarnegara diindikasikan dengan tingginya angka kematian ibu (AKI) yang disebabkan kehamilan, melahirkan, dan nifas . Yang menjadi penyebab utama tingginya angka kematian ibu dan Bayi di Banjarnegara secara umum adalah dipengaruhi oleh kualitas hidup perempuan yang masih rendah.

"Rendahnya kualitas hidup perempuan Banjarnegara disebabkan beberapa faktor, yakni pendidikan, kesehatan, maupun ekonomi. Selain itu, faktor budaya yang kurang mendukung kualitas hidup perempuan, sehingga masih terjadi kesenjangan kesetaraan dan keadilan gender.
Saya berharap bersama-sama tidak lelah untuk menyampaikannya kepada masyarakat, terutama kepada ibu-ibu untuk selalu memantau disekitarnya, seperti calon-calon ibu atau pengantin agar mereka mempersiapkan diri menjadi seorang ibu," harapnya.

Rakor GSI dihadiri oleh sekitar 50 orang, yang terdiri dari Camat se Kabupaten Banjarnegara, Ketua Tim Pengerak PKK Kabupaten Banjarnegara, Ketua Pokjatap GSIB Kabupaten Banjarnegara, Ketua Satgas GSIB Banjarnegara. (MH)