74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

Panen Raya Pahisa Seed, Petani Keluhkan Harga Padi Tidak Stabil, Petani Merugi

Mesin memanen padi Combine Havester. Alat ini merupakan teknologi baru untuk menekan biaya operasional panen manual. (FOTO: Ukas/MEMOTONEWS)

MEMOTONEWS - Gapoktan Taruna Tani Susukan melakukan panen raya padi hibrida varietas Pahisa di Desa/Kecamatan Susukan Banjarnegara. 

Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama juga dengan PT Antariksa sebagai produsen pupuk, CV Semi, selaku mitra BB Padi Subang dan Perusahaan penyedia pestisida PT Kapal Terbang.

Dr Indrastuti A Rumanti (BRIN)

Pahisa Seed atau padi hibrida Indonesia adalah varietas baru yang dikembangkan oleh Balai Besar Bibit Padi Subang yang diharapkan akan meningkatkan hasil produksi pertanian padi di Indonesia. 

Berdasarkan data potensi hasil jenis padi Pahisa Seed (padi hibrida) indonesia adalah 12,8 ton/ha. Tanaman ini lebih tahan terhadap penyakit dan hawar daun. Disampikan itu anakan lebih banyak, tahan asem - aseman dan tahan kering.

Kegiatan ini dihadiri pula oleh BB Padi Subang Nita Katrina MSI dan Shinta DA, BRIN (Dr Indrastuti A Rumanti dan Bayu Pramono SP), Suparman Kabid Pertanian dan Perikanan Dintankannak Banjarnegara dan anggota kelompok tani Taruna Tani dan masyarakat Susukan.

Dalam kesempatan ini juga dikenalkan alat memanen padi Combine Havester. Alat ini merupakan teknologi baru untuk menekan biaya operasional panen manual sekaligus mengatasi semakin menurunnya tenaga kerja di bidang pertanian.

Suparman Kabid Pertanian dan Perikanan Dintankannak Banjarnegara. (Foto: Ukas/MEMOTONEWS)

Suparman Kabid Pertanian dan Perikanan Dintankannak Banjarnegara berharap dengan hadirnya jenis padi Pahisa dan pupuk baru dari PT Antariksa dapat meningkatkan kwalitas hasil panenan petani di Banjarnegara.

Disampaikan Suparman, hasil produksi padi di Banjarnegara masih kisaran 6 - 6,3 Ton/ha. Hasil ini tentu akan mempengaruhi dengan hasil atau pendapatan petani. Maka dari itu memerlukan teknologi pertanian untuk menuju pertanian moderen.

Sunarko SP Ketua Gapoktan Taruna Tani Susukan menyampaikan dari hasil panen yang baru dilaksanakan diketahui panenan mencapai 7 ton lebih/ha. "Mudah - mudahan hasil panen akan meningkat lagi," harap Sunarko, Ketua Gapoktan Taruna Tani Susukan, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Suparman Kabid Pertanian dan Perikanan Dintankannak Banjarnegara di Mesin Combine Harvester. (FOTO: Ukas/MEMOTONEWS)

Saat diskusi Para petani di daerah Susukan Banjarnegara Jawa Tengah mengeluhkan harga padi yang sering anjlok saat musim panen. Padahal harga pupuk terus melambung tinggi. Inilah menjadi masalah yang terus terulang dan tak kunjung ada solusi.

"Kami ingin masalah ini bisa ditangani sehingga petani tidak merugi," kata sejumlah warga tani Desa Susukan, Banjarnegara saat diskusi pada kegiatan panen raya demplot padi Pahisa, Rabu 10 Agustus 2022.

Banyak hal lain yang terungkap disini termasuk tingginya harga pupuk dan obat - obatan, kartu tani dan lain sebagainya. Termasuk anjloknya harga padi saat panen raya.

Menjawab pertanyaan ini Umar Said, distributor saprodi pertanian Tani Jaya Unggul (TJU) Purbalingga akan memberikan solusi.

Solusinya tidak lain dengan intensifikasi pertanian dengan penggunaan bibit unggul (hibrida) dan pupuk super. Disamping itu menerapkan sistem pertanian modern seiring dengan kemajuan teknologi. 

 "Saya sering mendapat masukan, saat musim tanam dan panen, kekurangan tenaga petik padi yang berujung pada tingginya harga operasional memanen padi. Waktunya lebih lama dan sehingga tidak ekonomis waktu," katanya

Maka dari itu pihaknya dan akan memperkenalkan jenis pupuk miliknya, padi baru yakni padi hibrida Indonesia dan jenis pestisida yang direkomendasikan dapat digunakan oleh petani di Susukan dan sekitarnya. Serta pengenalan alat untuk memanen padi cepat dan modern. (MH)