74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

Sosialisai Perda Pengarusutamaan Gender dan Perempuan Pahlawan Peradaban Bangsa

Sosialisasi Perda Pengarusutamaan Gender bersama Hj Sri Ruwiyati SE MM snggota Komisi E DPRD Provinsi Jateng. (FOTO: Ukas)

MEMOTONEWS - Hj Sri Ruwiyati SE MM anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Tengah melakukan sosialisasi Perda Pengarusutamaa gender dan  Perempuan Pahlawan Peradaban Bangsa di Rumah Makan Bu Lis Sigaluh Banjarnegara, Selasa 15/11/2022.

Kegiatan ini dihadiri sejumlah perwakilan kelompok kaum perempuan dan budayawan se Kecamatan Sigaluh.

Disamping Hj Sri Ruwiyati hadir pula sebagai pemateri Hj Diyah Catur Sri Nuraini, anggota Komisi A DPRD Banjanegara dari Fraksi PDI Perjuangan, Tunggul Tri Wasono budayawan yang juga sebagai Kades Tunggara, Sigaluh dan Wahju DJatmika Al BS SE, Ketua GMNI Banjarnegara.

Hj Sri Ruwiyati dalam kesempatan ini menyampaikan, kegiatan sosialisasi Perda No 11 Tahun 2020 tentang Pengarusutamaan gender ini dilakukan guna mendorong kaum perempuan Banjarnegara untuk andil dalam pengambilan keputusan (umum) untuk kepentingan masyarakat. 

Karena kaum perempuan memiliki peranan strategis dan dinilai lebih memahami segala kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat luas.

 "Disamping itu, itu kegiatan ini sekaligus juga sebagai sarana silaturahmi dengan budayawan se Kecamatan Sigaluh, Banjarnegara. Karena budayawan juga memiliki andil besar dalam membantu menyosialisasikan perda ini," imbuh Sri Ruwiyati.

Senada juga disampaikan oleh Hj Diyah Catur Sri Nuraini, anggota Komisi A DPRD Banjanegara dari Fraksi PDI Perjuangan. Bahwa pengarusutamaan gender dalan kegiatan ini adalah bahwa kaum perempuan memiliki kedudukan yang sama dengan kaum pria dalam pengambilan keputusan.

"Memang prosentase masih kecil, namun kaum perempuan sudah banyak berkiprah selama ini, baik di eksekutif dan legislatif," katanya.

Maka melalui kegiatan ini kata Nuraeni diharapkan kader perempuan Banjarnegara lebih berani tampil di muka publik guna menyampaikan pendapatnya guna ikut serta membangun negeri ini khususnya Banjarnegara.

Diakuinya, peran budayawan melalui berbagai kegiatan baik pagelaran kesenian sangat membantu pemerintah dalan melakukan edukasi terkait kesetaraan gender.

Sementara Tunggul Tri Wasono memaparkan bahwa pelaku seni atau budayawan dapat melakukan sosialiasi program pemerintah melalui bidangnya.

Tunggul Tri Wasono, mengajak para budayawan untuk menunjukan eksistensinya sebagai budayawan. "Kita mempunyai tanggung jawab melestarikan khasanah budaya lokal sebagai adat istiadat," jelasnya.  

Ditambahkan Tunggul, tujuan kita nguri nguri budaya seperti yang dilakukan Telasih 87 adalah salah satu upaya melestarikan budaya kearifan lokal yabg mukai terkikis oleh budaya modern saat ini.

Kita menaruh harapan besar budaya lokal Sigaluh yang mulai terkikis, akan kembali eksis seiring dengan upaya yang kita lakukan melalui berbagai kegiatan melestarikan budaya yang ada. 

"Kita jangan malu menggunakan pakaian baju adat, karena ini bagian dari nguri - uri tinggalan nenek moyang kita," imbuh Tunggul.

Usai disampaikan dua nara sumber diatas, kegiatan dilanjutkan dengan forum diskusi yang dipandu oleh Ketua GMNI Banjarnegara Wahju DJatmika Al BS SE. (MH)