74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

Zaenal Arifin: Potensi Desa Kaliajir Bisa Jadi Modal Keluar dari Kemiskinan Ekstrim

Zaenal Arifin, Sekretaris PAC PDI Perjuangan Kecamatan Purwanegara Kabupaten Banjarnegara. (FOTO: Ukas)

MEMOTONEWS - Zaenal Arifin dikenal sebagai mantan kepala desa (Kades) Kaliajir Kecamatan Purwanegara Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah. Berdasarkan catatan ia menjabat sebagai kades pada periode tahun 2012 -2018. 

Selepas habis masa jabatan, suami dari Ny Susiah banyak menghabiskan waktunya di usaha pribadi yang digelutinya sejak sebelum terpilih jadi kepala desa yakni wiraswasta di bidang perdagangan dan sewa alat berat.
Saat berbicang - bincang dengan Memotonews di rumahnya di RT 07/RW 04 Kampung Bulukuning, Kaliajir, Senin (6/3/2023), Zaenal Arifin menyampaikan, bahwa masih banyak PR yang belum terselesaikan saat dulu menjabat jadi Kades.

Oleh karenanya, walaupun ia sudah tidak duduk sebagai kades, upaya untuk membangun desanya terus dilakukan dengan segala kemampuannya.

Semua itu sebagai bentuk upaya membantu pemerintah desa khususnya. Karena masih ada celag bagaimana kita mengefektifkan sumber daya alam yang ada guna me dongkrak perekonomian warga.
Oleh karenanya, sebagai pengurus PAC PDI Perjuangan Kecamatan Purwanegara, manakala ada program partai politik yang berkaitan dengan ekonomi kerakyatan, kesehatan dan lain sebagainya ia selalu intens melakukan pendekatan dengan stakeholder bagaiman caranya agar Desa Kaliajir mendapat perhatian dari pemerintah.

Ada beberapa masalah di Desa Kaliajir yang membutuhkan sengkuyung dari berbagai pihak, yakni masalah kemiskinan ektrem. Infrastruktur jalan, karena akses ekonomi ini banyak yang rusak.

"Desa ini merupakan salah satu desa tandus di pegunungan selatan Banjanegara. Dan setiap musim kemarau, desa ini selalu kekurangan air. Ini tentu menjadi kendala bagi masyarakat Kaliajir," katanya.
Namun bukan berarti tidak dapat subur. Nyatanya daerah sini dikenal sebagai penghasil sayuran, terutama cabai. Dan ini menjadi sumber penghasilan utama masyarakat Kaliajir.

Kenapa bisa subur, tentu karena teknologi pertanian. Pemupukan dan tersedianya air untuk kelangsungan hayati. "Saat musim penghujan, tanaman subur disini mas, tapi saat kemarau, gersang," jelasnya.

Dulu kata Jaenal, ia bersusah payah bagaimana agar Kaliajir mendapatkan proyek embung dari Kementerian Pertanian. Dan akhirnya embung dapat terbangun di Desa ini.

Namun sayangnya, saat ini tidak berfungsi karena kurangnya perawatan. Pipa saluran air dari mata air sepanjang 7 km juga sudah raib. 

Kenapa ini bisa terjadi?. "Tentunya karena kurang perawatan. Dulu saya banyak mengeluarkan uang pribadi, untuk perbaikan. Sehingga bisa bermanfaat. Apalagi dulu ada obyek wisata Icika. Sehingga lahan sekitar embung sangat hijau," katanya.

Nah ini kata Arifin tentu menjadi aset desa yang harus dirawat untuk masyarakat. Apalagi kebutuhan air bagi warga sangat vital, terutama saat kemarau panjang. 

Ada informasi Objek Wisata Icika akan dihidupkan lagi oleh Karang Taruna Desa Kaliajir. "Kami sangat mendukung ide Karang Taruna. Sebenarnya konsep kami, Kawasan Embung dan Icika akan disatukan oleh taman buah, peternakan dan lain," imbuhnya. Ini sebuah konsep atau impian yang belum terwujud. (Bersambung)