74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

Korban Pembantaian Sang Dukun Pembunuh Hanya Ingat, Ada Pasangan Suami Istri asal Lampung

Penggalian makam korban pembantaian Sang Dukun pengganda uang asal Desa Balun Kecamatan Wanayasa. (FOTO: Tangkapan layar video amatir)

MEMOTONEWS - Tohari alias Mbah Slamet (45) dukun penggandaan uang asal Desa Balun Kecamatan Wanayasa Kabupaten Banjarnegara, yang tega melakukan pembunuhan berantai terhadap 12 orang tamunya ternyata sudah tidak ingat lagi nama - nama korbannya.

Saat tersangka diminta Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto SIK MH menyebutkan siapa saja yang dikuburkan. Tohari alias Mba Slamet sang dukun penggandaan uang tersebut hanya terdiam dan menyebut hanya ingat ada pasangan suami istri asal Lampung dikubur satu lubang.
Mbah Slamet kemudian menyebut satu nama yakni Irsyad, sedang nama istrinya tidak ingat lagi.

 Begitu juga dengan korban yang lain kecuali Paryanto asal Sukabumi, yang merupakan korban pembataian terakhir, sebelum kasus ini terbongkar yakni pada Sabtu (1/4/2023).

Jenazah pasangan suami istri ini merupakan penemuan oleh tim Polres dan BPBD Banjanegara pada Selasa (4/4/2023). 

Dua korban ini kemudian dibawa ke RSUD Banjanegara untuk diotopsi. Dengan demikian jumlah total menjadi 12 orang.
Rincian 1 korban atas nama Paryanto asal Sukabumi, Jawa Barat ditemukan Minggu (2/3/2023). Keesokan harinya petugas kembali melakukan penggalian makam dan menemukan 9 jenazah.

Sehingga hingga Senin (3/4/2023) Tercatat 10 korban ditemukan. Jenazah kemudian dikirim ke RDUD Banjanegara untuk diotopsi.

Kemudian pada Selasa (4/4/2023) tim dipimpin Kapolres Banjanegara AKBP Hendri Yulianto melakukan pemakaman 9 jenazah di pekuburan Desa Balun.
Kenapa sembilan yang dimakamkan, karena 1 jenazah atas nama Paryanto sudah diambil keluarganya dan dimakamkan di Sukabumi.

Saat pemakaman ini, petugas juga melakukan penggalian makam lain dan menemukan dua jenazah yang sudah disampaikan diatas.

Sementara Infornasi yang berhembus di masyarakat korbannya diperkirakan lebih dari 12 orang. Sehingga petugas tetap masih mengembangkan informasi tersebut.

Bahkan saat memberikan keterangan pers, Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto SIK MH menyampaikan akan terus mengembangkan kasus ini karena bisa saja masih ada korban yang lain.

"Penyebaran informasi terkait data korban harus benar mengingat saat muncul kabar yang tidak benar terkait jumlah korban," kata Kapolres usai pemakanan 9 jenazah di TPU Desa Balun, Selasa 4 April 2023.

Namun demikian Kapolres meminta masyarakat jangan begitu saja percaya mengingat saat ini banyak beredar kabar yang tidak sesuai. 

Disampaikan Kapolres, saat pemakanan jenazah tersangka Mbah Slamet juga dihadirkan untuk ikut mengingat nama - nama korban yang dibunuhnya.

"Tersangka hanya ingat, satu pasangan suami istri asal lampung namanya Irsyad. Sedang lainnya tidak ingat lagi," jelas Kapolres.

Disampikan, Selasa sore 4 April 2023 tercatat 12 jenazah ditemukan. Sebelumnya 10 jenazah sehingga ada tambahan dua jenazah. 

Kedua jenazah sudah dikirim ke RSUD Banjanegara untuk diotopsi.
"Dengan bertambahnya dua korban, maka totalnya 12 orang.

Satu ditemukan pada awal terbongkarnya kasus ini. 9 orang ditemukan pada Senin 3 April 2023 dan pada Selasa 4 April 2023 sebanyak 2 orang.
 
Dalam aksinya tersangka Mbah Slamet selalu melakukan dengan tangan sendiri tanpa dibantu oleh orang lain.

Seperti saat memberikan minuman yang sudah dicampur potas.(potasium sianida). Kuburan juga baru digali saat korban benar - benar sudah meninggal dunia.

"Jadi saat eksekusi lubang belum jadi, setelah dipastikan sudah meninggal dunia, ia baru membuat kuburan," jelas Kapolres.

Sedang tersangka BS, tidak terlibat dalam hal ini. Karana Bs hanya berperan untuk mengunggah Informasi ke Facebook TH Mempunyai Kemampuan melipat gandakan uang.

"Jadi peran BS hanya mempertemukan antara korban dan tersangka Mbah Slamet. Sehingga pasal yang dikenakan pada Bs, turut serta," kata Kapolres Banjanegara AKBP Hendri Yulianto SIK MH.

Terpisah Ketua DPC PDI Perjuangan Banjarnegara H Nuryanto yang juga sebagai tokoh masyarakat Wanayasa saat dikonfirmasi terkait kasus ini menyampaikan sangat prihatin.Ia berharap para korban bisa terungkap semua. (MH)