MEMOTONEWS - Embun Es atau warga Dieng Banjarnegara menyebutnya bun upas tercatat 11 kali turun pada tahun 2023. Dan pada Juli ini 8 kali dengan suhu terendah mines 5 derajat Celcius.
Venomena alam di Dataran Tinggi Deng (DTD) pada bulan Juli 2023 diakui berbagai pihak mengalami perubahan cukup ekstrim.
"Sejak tanggal 26 hingga 31 Juli 2023, embun es turun berturut-turut dengan suhu bervariatif mines 3,5 - mines 5 derajat celcius," kata Aryadi Darwanto, pembuat aplikasi suhu udara Dieng yang juga pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banjarnegara, Senin 31Juli 2023.
Suhu ini lanjut Aryadi bisa turun lagi, mengingat puncak musim dingin sesuai dengan informasi BMKG akan terjadi pada bulan Agustus hingga September.
Menurut Rilis BMKG, pengaruh pergerakan angin dari arah timur, yang berasal dari Benua Australia membawa angin dingin hingga Indonesia.
Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Herizal, mengatakan pada bulan Juli, wilayah Australia berada dalam periode musim dingin.
Adanya pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia atau dikenal dengan istilah Monsoon Dingin Australia.
Angin monsun Australia yang bertiup menuju wilayah Indonesia melewati perairan Samudera Indonesia yang memiliki suhu permukaan laut juga relatif lebih dingin.
Sehingga mengakibatkan suhu di beberapa wilayah di Indonesia terutama bagian selatan khatulistiwa (Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara) terasa juga lebih dingin.
Selain dampak angin dari Australia, berkurangnya awan dan hujan di Pulau jawa hingga Nusa Tenggara turut berpengaruh ke suhu yang dingin di malam hari.
"Kami tidak bisa banyangkan, saat ini, saja sudah sering terjadi frost bahkan sejak tanggal 26 - 31 Juli secara berturut-turut terjadi embun es dengan suhu minus 3,5 - minus 5 derajat Celcius, Kata Aryadi Darwanto Pembuat aplikasi suhu udara Dieng yang juga pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banjarnegara, Senin 31Juli 2023.
Aryadi berharap, fenomena alam embun es di DTD ini tidak berimbas pada lahan pertanian kentang milik warga, karena hingga saat ini belum ditemukan cara mengatasi secara efektif.
Selama ini, upaya alami yang diterapkan petani kenyang, menyiram tanaman kentang yang terkena embun es setiap pagi. Itupun belum tentu berhasil.
Sementara itu kemunculan embun es di Dieng menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Embun es bagi wisatawan adalah venomena menarik dan langka, sehingga sejak Juli ini wisatawan yang berkunjung ke Dieng meningkat.
Wisatawan pada umumnya ingin mengabadikan momen ini sebagai kenangan istimewa. Namun tidak bagi petani dibalik turunnya bun upas, justru menghantui para petani kentang di Dieng. Karena embun es dapat menyerang tanaman kentang yang usianya kurang dari 40 hari masa tanam.
Tanaman kentang yang masih muda tidak tahan hawa dingin dibawah 0 deratat Celcius. Bisa layu, kemudian kering dan mati. Inilah ketakutan petani kentang di Dieng saat terjadi bun upas atau embun es (frost).
Tampaknya cakupan embun semakin meluas.Tidak hanya sekitar Candi Arjuna, tetapi sudah meluas ke lahan pertanian kentang milik warga di Dieng Banjarnegara. (MH)