74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

Heni Purwono: Buku Miliki Adiksi, Namun Kalah dari Gawai, Ajak Anak Baca Buku Sedini Mungkin

Heni Purwono, penulis yang juga guru sejarah SMAN 1 Sigaluh dalam acara Parenting PAUD Langkah Langkah Mungil (LLM), di Sokanandi, Banjarnegara. (FOTO: Dok Heni)

MEMOTONEWS - Buku memiliki adiksi yang membuat orang akan ketagihan membaca, namun ia akan kalah manakala diadu dengan gawai.

Karenanya, jika orang tua anak usia dini menginginkan anaknya gemar membaca, maka harus dijauhkan atau dibatasi penggunaan gawai. 
Hal itu dikatakan oleh penulis yang juga guru sejarah SMAN 1 Sigaluh Heni Purwono dalam acara Parenting PAUD Langkah Langkah Mungil (LLM), di Sokanandi, Banjarnegara, Sabtu (12/8/2023). 

Tampak puluhan orang tua siswa hadir dalam Parenting tersebut, tidak hanya didominasi oleh para Bunda, namun beberapa Ayah juga mengikutinya.

Menurut Heni, agar tidak kalah dengan daya tarik gawai, maka orang tua harus menyediakan ragam aneka buku yang menarik. 

"Di rumah harus ada rak buku yang berisi banyak buku dan terjangkau oleh anak-anak. Sejak bayi, kenalkan anak dengan buku bantal, atau board book yang aman bentuknya.

Dekatkan anak dengan buku-buku, lama-lama ia akan tertarik membaca," jelas Heni. 

Berikutnya, tambah Heni, orang tua juga harus suka membacakan buku kepada anak. Hal itu selain memberi keteladanan, juga membangun bonding dengan anak. 

"Jangan sampai orang tua sibuk dengan gawai, anak disuruh membaca. Tidak akan berhasil, karena gawai memiliki kekuatan audio visual, sementara buku hanya memiliki kekuatan visual," tambah Heni. 

Pengelola PAUD LLM Tuty Kurniawati menambahkan, butuh kerjasama antar suami istri dalam keluarga untuk membentuk anak yang gemar berliterasi. 

Selain kepala keluarga memberi anggaran untuk membeli buku, juga diupayakan Ayahlah yang lebih sering membacakan buku untuk anaknya. 

"Seorang ibu kan sudah capek seharian bekerja di rumah menjaga anak, nah Ayah seharian bekerja mencari nafkah. Maka saat sore atau malam menjelang tidur, saat santai, Ayah bisa membacakan buku untuk anak-anak," jelasnya.

"Ini membangun kedekatan dengan anak. Juga untuk anak laki-laki, harus dibacakan dengan ekspresi laki-laki. Ini ibu-ibu akan sulit melakukannya. Pada saat itu, Ayah sebenarnya juga sedang mendidik maskulinitas," sambung Tuty.(MH)