74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

Festival Antar Desa di Melung Banyumas Dapat Menjadi Pariwisata Baru, Potensi Alamnya Begitu Indah

Pj Bupati Hanung saat hadiri festival antara desa di Melung. (FOTO: Dok Humas Pemkab Banyumas)

MEMOTONEWS - Beberapa hari lalu, PJ Bupati Hanung Cahyo Saputro menghadiri festival antar desa di Melung Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas, tepatnya pada Sabtu (7/10/2023). 

Tujuan dilaksanakan festival antar desa ini, salah satunya untuk mengenalkan sekaligus mempromosikan potensi seni dan budaya yang ada disamping potensi UMKM di Desa Melung.
Diketahui Desa Melung berada di kawasan perbukitan Gunung Slamet yang memiliki keindahan alam menakjubkan. Udaranya sejuk dan hijaunya alam sekitar menjadi tempat ini banyak dikunjungi wisatawan.

Pada malam hari, dari ketinggian Bukit Melung, kita juga dapat menyaksikan keindahan lampu Kota Purwokerto.

Desa Melung memiliki objek wisata cukup menarik yakni Pagubukan Melung. Potensi UMKM seperti Kopi Melung juga sudah cukup kodang dan menjadi ikonik.
Di Melung, juga ada 4 objek unik dan layak untuk dikunjungi yakni  Grujugan Brengkok, kolam renang tengah sawah, selfy deck diatas sawah, petilasan leluhur desa dan tempat sesajen petani.

Kepala Desa Melung Chairudin menuturkan adanya festival antar desa merupakan salah satu upaya mengenalkan potensi budaya, seni serta produk UMKM di Desa Melung

"Dengan mengenalkan harapannya masyarakat lebih mengerti dan tertarik untuk mengunjungi," tuturnya
PJ Bupati Hanung mengaku senang melihat potensi yang begitu banyak di Kabupaten Banyumas, baik budaya, alam maupun produk UMKM yang dihasilkan

"Saya melihat potensi di Banyumas ini sangat top masyarakatnya," tuturnya

Ia berharap kedepan festival antar desa seperti ini dapat menjadi festival tahunan yang semakin meningkat tiap tahunntya dengan kunjungan wisatawan yang hadir

"Saya lihat ada potensi pariwisata yang besar yang bisa dijual di desa ini. Tetap semangat menggali potensi desa," ucapnya 

Dikutip dari laman Desa Melung, desa ini memiliki kisah yang melegenda yakni Kisah Kyai Melung. Cerita atau legenda rakyat tentang desa Melung adanya Syech R. Abdurrahman (Kyai Melung) sebagai pendiri dan sesepuh desa Melung yang tidak tercatat dalam dokumen sejarah. Namun diceritakan secara turun temurun. 

Diceritakan oleh para orang tua kepada anak-anaknya atau generasi penerusnya tidak lepas dari sejarah kadipaten Pasir Luhur, sebagai tempat persinggahan dan perlintasan R. Kamandaka dan para prajurit Kadipaten Pasir Luhur.

Wilayah Administratif, pada suatu saat para prajurit dalam perlintasannya mendengar adanya ayam R. Kamandaka berkokok dikejauhan yang sangat keras bunyinya (melung-melung).

Wilayah sumber suara ayam berkokok itu ditandai sebagai daerah “Melung” yang dahulu masuk ke dalam wilayah Kecamatan Kebumen dan baru sekitar tahun 1955 dimasukkan ke dalam wilayah Kecamatan Kedungbanteng. (MH)