MEMOTONEWS - Bertempat di Aula Rumah Makan Bu Lis, Kecamatan Sigaluh Kabupaten Banjarnegara, Selasa (7/11/2023) sedikitnya 100 anggota (Kelompok Wanita Tani (KWT) dan pemuda mengikuti pelatihan yang digelar Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Jawa Tengah bekerja sama dengan Komisi E DPRD Provinsi Jawa Tengah.
Ada dua kegiatan yakni inovasi pengelolaan sampah organik menjadi deterjen cair ramah lingkungan dan pupuk cair, Selasa 7 November 2023
Hadir sebagai pemakalah, Hj Sri Ruwiyati SE MM, anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Tengah dan Marno, Anggota komisi 3 DPRD Banjarnegara dan Wahju DJatmika Al BS SE sebagai moderator.
Hadir pula dalam kegiatan ini, Sarwono, Kepala Desa Sigaluh dan Sarwono ketua PAC PDI Perjuangan Kecamatan Sigaluh.
Dalam kegiatan ini juga disampaikan materi dan praktek pembuatan deterjen cair ramah lingkungan dan pupuk cair organik oleh Edwin Sulis Priyanto, utusan dari Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Jawa Tengah.
Hj Sri Ruwiyati SE MM berharap setelah mengikuti kegiatan ini, para peserta dapat mempraktekan atau membuat pupuk cair organik dan deterjen cair ramah lingkungan.
Disampikan Sri Ruwiyati, bahwa persolan sampah menjadi tanggung jawab kita bersama. Sampah dapat merugikan kita jika tidak dikelola dengan baik. Sebaliknya sampai juga dapat memiliki nilai tambah jika dikelola dengan baik.
"Diantaranya dibuat pupuk organik dan sejenisnya seperti yang akan kita praktekan bersama hari ini. Cara pembuatannya," kata Sri Ruwiyati.
Senada juga disampaikan oleh Marno, anggota DPRD Banjarnegara yang juga sebagai petani. "Selama ini kami berusaha membuat pupuk organik dari hijauan. Hal ini disebabkan karena mahalnya pupuk anorganik (Kimia). Hasil produksi sangat bagus dan tanaman lebih tahan lama," ujarnya.
Marno mencontohkan, hasil panenan cabai yang dikelolanya saat ini dan menggunakan pupuk organik. "Jadi mulai sekarang memang kita harus berfikir ekonomis, caranya dengan inovasi, memanfaatkan limbah hijauan untuk dijadikan pupuk, atau bahan olahan lain yang lebih bernilai," ujar Marno.
Sedang Edwin Sulis Priyanto, dari Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Jawa Tengah menjelaskan, jika lahan pertanian di Indonesia sebagai besar sudah rusak akibat penggunaan pupuk kimia secara terus menerus.
Untuk menetralisir lahan tersebut membutuhkan waktu bertahun - tahun. "Tapi saat kondisi tanah sudah bagus dan terbiasa dengan pupuk organik, maka hasilnya jauh lebih bagus," jelasnya lagi.
Edwin juga menyampaikan untuk membuat pupuk organik cair tidaklah sulit karena bahan bahan yang digunakan banyak terdapat disekitar kita.
Sementara para peserta mengaku tertarik untuk mencoba membuat deterjen organik dan pupuk organik cair. "Kami kira ini, inovatif banget dan perlu dicoba. Terutama deterjen organik karena bisa menghemat biaya," ujar mereka saat praktek membuat deterjen cair dan pupuk organik cair di RM Bu Lis Sigaluh, Banjarnegara. (MH)