MEMOTONEWS - Saat ini intensitas hujan yang terjadi di Wilayah Banjanegara dan daerah lain di Banyumas terus meningkat.
Di Kabupaten Banjarnegara, tanah longsor terjadi di tiga tempat pada Jumat (1/12/2023) yakni 1. Tebing longsor di Dusun Timbis, Gununggiana, Madukara Banjarnegara.
Kemudian tanah longsor di Dukuh Babakan Jurang Desa Blitar RT 01/ RW 02 Kecamatan Madukara Banjarnegara Sedikitnya dua rumah terkena tanah longsor, tidak ada korba jiwa dalam peristiwa ini.
Hujan juga membuat talud longsor di Jl Raya Desa Lemah Jaya RT 3/ RW 4 Kecamatan Wanadadi, Banjarnegara.
Untuk diketahui, daerah rawan bencana tanah lonsor dan tanah bergerak di Banjarnegara tersebar di wilayah. Banjarnegara utara, meliputi, Madukara, Pegentan, Pejawaran, Wanayasa, Karangkobar, Kakibening, Pandanarum dan Punggelan. Sedang daerah selatan Banjarnegara, diantarahya Kecamatan Pagedongan
Sementara menurut pengamatan Memotonews, debit air di Sungai Serayu, Kacangan dan Merawu dan sungai lain, menunjukkan ada peningkatan debit air.
Debit air yang cukup besar di sungai Serayu, Merawu dan Kacangan tentu menjadi perhatian serius bagi daerah lain di hilir seperti Banyumas.
Karena imbas meluapnya Sungai Serayu akan berakibat buruk di sejumlah wilayah. Hal ini tentu menjadi perhatian serius sejumlah organisasi kemanusiaan.
Forum Komunikasi Lintas Organisasi (Fortasi) Banyumas misalkan, jauh - jauh hari sudah mempersiapkan dan melakukan pemetaan daerah rawan bencana paska kekeringan.
Eddy Wahono pengamat sungai yang juga sebagai pembina Fortasi Banyumas menyampaikan ia kerap mendapatkan informasi dari masyarakat terkait ancaman sampah perkotaan.
Ia membenarkan jika sampah yang menumpuk di sungai dapat menyebabkan penyumbatan yang berakibat banjir.
Maka dari itu, Ia tak segan - segan meminta beberapa kepada pihak terkait untuk melakukan upaya normalisasi sungai. Diantaranya dengan gerakan bersih sungai.
Koordinator Fortasi Banyumas Sujatmiko dalam sebuah laporan yang di update di grup FB Fortasi Banyumas menyebutkan, daerah rawan bencana yang terpantau sesuai dengan kejadian bencana sebelumnya.
Daerah tersebut diantaranya:
1. Daerah Rawan Banjir Kecamatan Tambak. Desa yang mendapat perhatian serius adalah Desa Prembun. Potensi bencana desa ini menyasar
-Rawa Gembol (luapan sungai )
-Prembun Rawakele (luapan sungai) dan Prembun Telar (luapan sungai)
Desa Gebangsari: Rawa Dawa (luapan sungai), Baya Wulung (luapan sungai
Desa Karang Petir. (luapan sungai), Kaligalih (luapan sungai) dan Babah Jambe (luapan sungai) Gumelar Kidul, Pedawang(luapan sungai, Plangkapan, Kalisetra(luapan sungai) dan Nusa Pule(luapan sungai)
Daerah Rawan Longsor Kecamatan Tambak, meliputi Desa Watuagung, Karang Jambe (RW 3), Binangun (RW 3), Krg Dadap (RW 2), Pagak Pucung (RW 3), Plandi (RW 3), Plawetan (RW 3), Siwarak (RW 3), Siwukan (RW 10), Kedung Eyang (RW 10), Kali Terus (RW 10), Tlaga (RW 10) dqn Mongkrong (RW 9)
Kemudian ,Tulak (RW 9), Krg Joho (RW 8), Ketos (RW 4), Dersana (RW 4), Karang Anyar (RW 5) dan Karang Wangkal (RW 6).
Sejumlah organisasi relawan yang tergabung dalan Fortasi Banyumas diantaranya Serayu Rescue, MDMC, SAR MTA, Kokam, Satria Reptil Banyumas, Relawan ODGJ Banyumas, Gerpik, Rapi Lokal 08 cilongok, 99 Production Banteng Mas, Kodok Ijo, BMT Amanah, FPRB se - Kecamatan Sumpiuh, Banyumas. (MH)