MEMOTONEWS - Besok hari Rabu (20/3/2024) Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Serikat Islam (SI) Banjarnegara menggelar puncak Haul ke 90 Hos Tjokroaminoto di Kecamatan Sigaluh Banjarnegara.
Kegiatan besok diawali dengan pembacaan pembacaan biografi tokoh SI Banjarnegara, sarasehan, dan juga kilas sejarah HOS Tjokroaminoto.
Sementara dalam rangkaian kegiatan Hul ke 90 HOS Tjokroaminoto, DPC SI Banjarnegara melakukan ziarah ke makam para tokoh SI Banjarnegara pada Selasa (19/3/2024)
Kegiatan dipimpin Ketua Dewan Cabang SI Noor Tamami diikuti beberapa pengurus berziarah di PKU Pacean Gayam untuk berziarah makam Oten Pardikin Partoadiwidjojo, tokoh SI yang rumahnya kerap disinggahi Tjokroaminoto ketika berkunjung di Banjarnegara.
Ketua Pimpinan Cabang SI Banjarnegara Musobihin menjelaskan bahwa pada acara puncak Haul HOS Tjokroaminoto akan dilakukan pembacaan biografi tokoh SI Banjarnegara, sarasehan, dan juga kilas sejarah HOS Tjokroaminoto.
Sementara itu Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Komisariat Banjarnegara Heni Purwono mengungkapkan bahwa SI dan Tjokroaminoto tidak bisa dilepaskan dari masyarakat Banjarnegara.
Disampaikan, berdasarkan catatan sejarah yang ia miliki setidaknya, tiga kali Tjokroaminoto hadir di Banjarnegara. "Saya rasa faktanya pasti beliau lebih dari tiga kali hadir di Banjarnegara," tandasnya.
Berdasarkan catatan yang ada bukti sejarahnya, yang pertama pasa tanggal 28 Desember tahun 1913 ia datang ke Banjarnegara untuk peresmian SI Banjarnegara.
Kemudian tahun 1920 saat beliau membantu warga SI yang menghadapi masalah hukum dan saat Kongres ke 20 SI.
Hal lain yang perlu diketahui, HOS Tjokroaminoto adalah tokoh, guru bangsa dan pahlawan nasional. Ia meninggal dunia pada 10 Ramadhan 1353 H, atau bertepatan dengan 17 Desember 1934.
Ada catatan khusus bagi SI Banjarnegara. Karena wafatnya HOS Tjokroaminoto usai menghadiri Kongres ke 20 SI di Banjarnegara.
Ini rupanya menjadi Kongres terakhir yang dihadiri oleh tokoh dengan panggilan Yang Oetama ini. Kemudian hal yang istimewa dari Konggres ini adalah menghasilkan Reglement Umum Bagi Umat Islam.
Dimana Reglement Umum ini menjadi pedoman hidup umat Islam dalam menghadapi tantangan zaman.
Berdasarkan catatan sejarah, Reglement itu sendiri selesai dibuat oleh Tjokroaminoto pada 4 Februari 1934 di Yogyakarta, dan diketok palu di Banjarnegara (Amelz, 142).
Mengingat ikatan erat antara Tjokroaminoto dan Banjarnegara, maka DPC SI Kabupaten Banjarnegara menggelar beberapa agenda menyambut haul tersebut. (MH)